BNPB ingatkan pemda responsif atasi potensi rob

1 month ago 7

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah untuk responsif mengatasi potensi rob di kawasan pesisir sebagaimana sudah diinformasikan para prakirawan cuaca.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa memasuki minggu ketiga bulan Januari, bencana hidrometeorologi basah itu masih mendominasi sejumlah daerah di tanah air yang mengakibatkan ribuan rumah terendam dan jumlah warga terdampak ribuan jiwa.

Berdasarkan laporan yang dihimpun BNPB sejak Senin (13/1), rob melanda sejumlah daerah yang salah satunya di Kabupaten Subang, Jawa Barat bahkan sampai saat ini juga masih melanda di Pelantar II, Tanjungpinang, Kepulauan Riau - kawasan pesisir utara Jakarta.

Ia menyebutkan Kabupaten Subang menjadi daerah yang paling terdampak dalam peristiwa rob ini, di mana 1.971 kepala keluarga atau 6.373 warga menderita.

Selain itu, tercatat kerugian material pada 1.845 rumah, satu fasilitas pendidikan, 150 hektare sawah terendam, dan 170 hektare tambak di Subang ikut terendam.

BNPB mengkonfirmasi wilayah sebaran terdampak banjir kawasan pesisir tersebut meliputi Desa Mayangan, Legon Wetan, Legon Kulon, Pangarengan Tegalurung di Kecamatan Legon Kulon dan Desa Anggarsari di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang.

"Kondisi ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan dengan durasi lama, dan masih berpotensi terjadi hingga dalam sepekan ke depan sehingga tetap harus meningkatkan kewaspadaan itu," kata dia.

Bentuk kewaspadaan yang dapat dilakukan pemerintah daerah antara lain, ujarnya, seperti dengan mengerahkan petugas untuk memantau debit air sungai/laut kawasan pesisir, memastikan keandalan tanggul/talud sehingga terhindar dari kerusakan yang dapat memperparah dampak banjir kepada masyarakat setempat.

Potensi rob ini sebelumnya sudah diinformasikan melalui peringatan dini yang dipublikasikan secara intensif selama dua pekan terakhir oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Peringatan dini potensi rob itu menyasar wilayah pesisir Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Maluku Utara.

BMKG secara rinci memaparkan kondisi ini dipicu oleh sejumlah dinamika atmosfer di dalam kawasan ataupun sekitar wilayah Indonesia, seperti keberadaan Bibit Siklon Tropis 97S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara 1.002 hPa.

Suspect area gangguan tropis juga didapati berada di perairan selatan Nusa Tenggara Barat dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1.005 hPa.

Konvergensi angin dari Samudera Hindia selatan Jawa - Laut Sawu dan sirkulasi siklonik diprakirakan berada memanjang dari perairan di Samudera Hindia barat daya Aceh dan utara Papua.

Dalam peringatan dini itu, BMKG juga menyebutkan bahwa selain berpotensi mengganggu aktivitas aktivitas masyarakat karena pemukiman tergenang rob itu berpotensi pula mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan dan kelancaran aktivitas pelaku usaha tambak garam hingga ikan air tawar atau laut pada wilayah pesisir.

Semua aktivitas pelayaran kapal juga diminta mewaspadai potensi gelombang laut tinggi yang diperkirakan mencapai 4-6 meter akibat peningkatan kecepatan angin sebesar 25 knot di Laut Andaman, Laut utara Aceh, Laut China Selatan, Selat Malaka Utara pada Senin (13/1) hingga beberapa hari ke depan.

Baca juga: BPBD DKI: Jalan RE Martadinata depan JIS kembali terendam banjir rob

Baca juga: BNPB: Tim gabungan tangani 3.987 warga korban banjir rob di Tegal

Baca juga: Pemkot Semarang siapkan sejumlah proyek pengendalian banjir

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |