BMW sebut delapan tahun lagi sebelum baterai solid-state dibutuhkan

1 week ago 8

Jakarta (ANTARA) - Vice president of next-generation battery tech BMW, Martin Schuster menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan waktu delapan tahun lagi untuk mempertimbangkan opsi baterai solid state dalam jajaran produknya.

Dilaporkan Autocar pada Kamis (20/2) waktu setempat, BMW menyatakan tidak akan fokus pada teknologi baterai solid-state untuk tahun-tahun mendatang.

Mereka justru menegaskan bahwa masih akan menggunakan paket lithium iron (LI) dan nickel manganese cobalt (NMC) saat ini yang akan terus dikembangkan.

“Yang terpenting adalah baterai lithium iron belum selesai. Anda masih melihat peningkatan. Lithium ion saat ini ditingkatkan secara bertahap, untuk mengurangi biaya, karena itu akan menjadi tujuan utama dan terpenting,” kata Schuster.

Baca juga: Ford dan BMW kucurkan Rp1,8 triliun untuk baterai EV

Baca juga: MG dikabarkan akan meluncurkan EV dengan baterai solid-state

Seperti diketahui, baterai solid-state secara luas dikatakan penting untuk keawetan kendaraan listrik (EV) karena menawarkan kapasitas yang lebih besar dan jangkauan yang lebih jauh daripada paket LI/NMC berukuran serupa yang digunakan saat ini.

Itu karena susunannya yang disederhanakan yang lebih ringan, tidak terlalu rentan terhadap perubahan suhu, dan dapat diisi lebih cepat.

Di sisi lain, perusahaan seperti Mercedes-Benz mengklaim bahwa mereka hampir dapat memasukkan teknologi tersebut ke dalam tahap produksi.

“Kami dapat membuat solid state sekarang, tetapi biaya dalam kemasan tidak masuk akal untuk dilakukan. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh dengan lithium iron,” ujar Schuster.

Baca juga: Toyota debut teknologi baterai solid-state dan bipolar pada 2027-2028

Sementara itu, Purchasing and supply board member BMW, Joachim Post menambahkan bahwa baterai NMC “Gen6” baru dari BMW Group yang dapat menambah 186 mil hanya dalam waktu 10 menit, menawarkan lebih dari cukup dari apa yang diinginkan pasar saat ini.

"Apakah pelanggan bersedia membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk solid-state demi, mungkin, pengisian daya yang sedikit lebih cepat?. Biaya adalah salah satu poin terpenting bagi pembeli EV,” katanya.

Post menyebut bahwa biaya itu berasal dari produksi paket, terutama sel baterai.

"Masalahnya dengan solid-state adalah membuat jutaan sel baterai dengan harga rendah dengan efisiensi tinggi, kualitas terbaik, dan mudah diintegrasikan dalam paket. Namun sejauh ini kami melihat belum ada terobosan cepat, dan itulah sebabnya kami cukup yakin bahwa baterai Gen6 kami akan bertahan lama,” ujar Post.

Baca juga: Solid Power akan kirim sel baterai solid-state pertama ke BMW dan Ford

Baca juga: Baterai solid-state Hyundai sudah siap untuk uji produksi

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |