Jakarta (ANTARA) - Arindra (33) menghela nafas sejenak saat pedagang menyebutkan harga cabai rawit merah yang menyentuh Rp80 ribu per kilogram di Pasar Jengkol, Tangerang Selatan, pada Jumat pagi, 28 Februari 2025.
Harga yang membuat Arindra maju mundur untuk membeli, sementara dapurnya harus tetap sibuk mempersiapkan makanan menyambut bulan suci Ramadhan.
Ia tahu bahwa jelang hari-hari besar keagamaan, khususnya agama Islam, harga segala macam bahan pokok kerap naik. Arindra tidak tahu menahu soal supply dan demand, aktor utama di balik kenaikan. Yang dia tahu hanyalah harga naik, itu saja.
Langkah kakinya yang gontai kemudian membawa Arindra ke salah satu sudut kios penjual daging sapi. Lagi-lagi Arindra membisu sejenak, setelah penjual menyebut harga per kilogramnya. Kenaikan harga ternyata begitu cepat tanpa permisi.
Kendati demikian, ia tetap melanjutkan transaksi, sebab dalam hitungan jam akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang patut dirayakan, antara lain lewat kenikmatan berbagai jenis makanan.
Ramadhan bukan hanya milik Arindra. Di sisi kota lain, Jumat siang yang terik itu, Ibu-ibu silih berganti memenuhi tiap ruang gerbong kereta dengan membawa pengharapan. Melaju dari Rangkas Bitung menuju Tanah Abang.
Sebagian dari mereka berharap bisa pulang membawa banyak pakaian dari Pasar Tanah Abang untuk dijual kembali di kampung halaman. Bagi mereka, Ramadhan menjadi bulan penuh berkah sehingga mereka dengan penuh semangat menjemput berkah tersebut dengan berbisnis pakaian musiman.
Ramadhan memang menjadi bulan yang paling dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Ramadhan sejatinya adalah bulan multidimensi yang di dalamnya terkandung nilai-nilai religi, sosial, dan ekonomi.
Menyambut Ramadhan tentu harus dilakukan dengan penuh suka cita dan persiapan yang terbaik dengan bekal iman, ilmu, harta, dan kesehatan agar dapat memaksimalkan ibadah selama bulan agung ini.
Persiapan tersebut bahkan harus melebihi segala persiapan menghadapi agenda atau acara lain, karena Ramadhan adalah tamu spesial, anugerah luar biasa yang menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Bertemu dengan Ramadhan adalah momen yang dinantikan, sebuah nikmat yang patut disyukuri. Mungkin, Arindra dan ibu-ibu lain telah bertemu Ramadhan puluhan kali, setidaknya pengalaman sebelumnya itu menjadi motivasi untuk bisa mengarungi Ramadhan kali ini dengan lebih baik.
Baca juga: MUI ajak masyarakat pertebal kesalehan sosial saat isi Ramadhan
Baca juga: Presiden ucapkan selamat berpuasa untuk seluruh umat Muslim Indonesia
Ramadhan Menyenangkan
Menyambut Ramadhan memang harus menyenangkan, meski dihantui dengan kenaikan sejumlah kebutuhan pokok. Namun, menghidupkan hari-hari Ramadhan ini adalah sesuatu yang wajib.
Untuk menghidupkan hari-hari Ramadhan tahun ini, Kementerian Agama merancang empat agenda pokok yakni Ramadhan Mengaji, Ramadhan Peduli Lingkungan, Ramadhan Berbagi, dan Ramadhan Inklusi.
Ramadhan mengaji berisi program-program yang sifatnya penguatan kajian keislaman. Mulai dari Sidang Isbat, Pengiriman DAI ke wilayah 3T, Pesan Ramadhan Menteri Agama, belajar hisab dan rukyat, serta Tausiyah/Hikmah Ramadhan.
Kanwil dan Kankemenag Kabupaten/Kota juga didorong untuk membuat kajian di masjid kantor masing-masing.
Ramadan Peduli Lingkungan berisi program-program yang menyelaraskan ibadah dengan menjaga kelestarian lingkungan. Misalnya, bersih-bersih rumah ibadah dan penanaman pohon.
Kemenag menggerakkan setiap masjid-masjid untuk mulai berbenah membersihkan kotoran yang menempel agar masyarakat bisa menjalankan ibadah secara khusyuk.
Ramadhan Berbagi berisi program yang bertujuan meningkatkan kesalehan sosial umat beragama. Misalnya, buka puasa bersama, serta penyaluran zakat, wakaf, dan sedekah.
Ramadhan Inklusi berupa sejumlah program yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Kementerian Agama membagikan takjil yang digawangi oleh seluruh unit Eselon I, termasuk Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Pusat bimbingan dan pendidikan Khonghucu pada Setjen Kemenag juga akan ikut terlibat dalam berbagi takjil ini.
Acara-acara ini tak lain sebagai upaya Kementerian Agama untuk memeriahkan Ramadhan dengan menyeimbangkan dimensi spiritual dan dimensi sosial.
Di samping Kementerian Agama, kementerian/lembaga lain hingga pemerintah daerah juga tak luput menyelenggarakan berbagai macam kegiatan untuk mengisi bulan suci ini. Entah itu seremonial, bakti sosial, maupun acara lainnya.
Baca juga: Menag ajak masyarakat wujudkan Ramadhan menyenangkan
Baca juga: I`tikaf, Ibadah Menyenangkan
Ramadhan Menenangkan
Mewujudkan Ramadhan menenangkan memang menjadi kewajiban pemerintah, salah satunya lewat berbagai program dan stimulus harga berbagai bahan kebutuhan. Masyarakat sejatinya harus khusyuk melaksanakan ibadah tanpa dipusingkan dengan hal-hal lain seperti kenaikan harga kebutuhan pokok.
Demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah menggelar operasi pasar di beberapa daerah menjelang Ramadhan 1446 Hijriah. Operasi pasar direncanakan berlangsung hingga menjelang Idul Fitri. Selain itu pemerintah juga mempersiapkan diskon tarif tol untuk para pemudik jelang libur lebaran.
Operasi pasar digelar sejak 24 Februari 2025 sampai dengan 28 Maret 2025 di 215 titik Pulau Jawa dan 110 titik luar Jawa, dengan target ekspansi mencapai 4.500 gerai.
Sejumlah kementerian dan lembaga berkolaborasi melaksanakan operasi pasar yang tujuannya untuk menstabilkan harga. Bahkan, melalui operasi pasar, beberapa bahan pokok seperti minyak goreng, gula, dan daging kerbau dijual dengan harga lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET).
Kementerian/lembaga yang terlibat dalam operasi pasar itu mencakup Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan, serta sejumlah BUMN yang bergerak di bidang pangan dan logistik.
Stimulus itu sudah jauh-jauh hari disiapkan oleh pemerintah menindaklanjuti instruksi Presiden Prabowo Subianto yang diharapkan dapat meringankan beban masyarakat menjelang Ramadhan dan jelang libur lebaran.
"Ramadhan sudah tiba. Ramadhan tenang dan menyenangkan, begitu harapan pemerintah. Artinya, semua harus berlangsung dalam suasana yang aman dan nyaman," demikian suara dari Istana melalui juru bicaranya.
Demi memastikan stok pangan cukup dan harganya tetap terjangkau, pemerintah juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Beberapa komoditas seperti beras, minyak, gula, daging beku, dan bawang, dipastikan cukup hingga Mei 2025.
Hanya saja tinggal bagaimana mengamankan jalur distribusi agar jangan sampai terjadi kelangkaan di momen-momen penting Ramadhan dan Idul Fitri.
Dengan berbagai upaya ini, semua pihak memang menantikan Ramadhan yang menyenangkan dan menenangkan. Arindra berharap tak pusing lagi soal harga barang kebutuhan pokok, dan ibu-ibu pun bisa bebas berbelanja tanpa takut kekurangan stok di pasar.
Baca juga: PCO: Presiden ingin pangan stabil agar Ramadhan tenang-menyenangkan
Baca juga: MUI usulkan pendidikan menyenangkan selama Ramadhan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025