Lubuk Basung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) melalui Resor Konservasi Wilayah II Maninjau memperkuat penanganan konflik antara manusia dan satwa Beruang Madu (Helarctos malayanus) di Jorong Kampuang Dagang, Nagari atau Desa Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Sabtu, mengatakan upaya ini dilakukan setelah BKSDA kembali menerima laporan kemunculan satwa dilindungi tersebut.
"Satwa dilaporkan mengejar beberapa orang warga setempat dan lokasi kemunculan berada di dekat pemukiman," katanya.
Baca juga: BKSDA Sumbar tangani 17 kejadian konflik satwa dengan manusia
Sebelumnya pada akhir Agustus 2025, kata dia, BKSDA Sumbar telah melakukan upaya penanganan konflik tersebut.
Namun dari evaluasi dan perkembangan situasi di lapangan, BKSDA memutuskan untuk melakukan upaya evakuasi satwa dengan menggunakan beberapa kandang jebak.
"Pertimbangan didasarkan untuk keamanan warga dan keselamatan satwa itu sendiri," katanya.
Ia menambahkan BKSDA Sumbar dibantu tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Salareh Aia dan masyarakat bersama-sama melakukan upaya evakuasi dan patroli pemantauan di lapangan.
Baca juga: BKSDA Sumbar tingkatkan patroli antisipasi karhutla
Berdasarkan informasi dari beberapa warga diketahui satwa Beruang Madu berjumlah dua ekor dengan usia diperkirakan dewasa.
"Kita akan terus mengupayakan evakuasi karena diduga ruang gerak satwa berada di sekitaran perkebunan dan pemukiman warga," katanya.
Ia mengimbau warga untuk tetap hati-hati dan waspada ketika beraktivitas di perkebunan.
Baca juga: BKSDA Sumbar lepas liarkan beruang madu yang masuk ke permukiman warga
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.