Langkat (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melepasliarkan tiga ekor siamang ke habitat aslinya di Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di kawasan restorasi Cinta Raja III di Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Stabat Bobby Nopandri, di Langkat, Jumat, mengatakan siamang (Symphalangus syndactylus) yang dilepasliarkan bernama Bejo dan pasangannya Mesra beserta anaknya Bonny.
Ketiga siamang itu merupakan satwa dilindungi yang sebelumnya menjalani masa rehabilitasi intensif di Pusat Rehabilitasi Siamang, Owa, dan Beruang Madu di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat yang merupakan hasil kerja sama antara BKSDA Sumatera Utara dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari (YOSL).
Bejo adalah siamang jantan berusia 14 tahun yang diselamatkan dari interaksi negatif dengan manusia di kawasan Bukit Lawang dan masuk ke pusat rehabilitasi pada 12 Januari 2021.
Baca juga: BKSDA Sumbar melepasliarkan Siamang di Solok Selatan
Sementara Mesra, siamang betina berusia 13 tahun, berasal dari Barumun Wildlife Sanctuary pada 23 September 2021.
Keduanya dipasangkan melalui proses pairing dan berhasil. Bonny adalah anak dari pasangan Bejo dan Mesra yang lahir pada 20 Juni 2024 di pusat rehabilitasi.
"Kini Bonny berusia 1 tahun 19 hari, dan bersama induknya bersiap memulai hidup baru di habitat alami," katanya.
Bobby menjelaskan pelepasliaran keluarga siamang itu dilakukan melalui proses soft-release, yaitu tahapan adaptasi sebelum dilepas sepenuhnya ke alam liar.
"Sebelum proses ini dimulai, berbagai tahapan penting telah dilakukan mulai dari survei kepadatan populasi, analisis kesesuaian habitat, pemeriksaan kesehatan menyeluruh, hingga uji polymerase chain reaction (PCR)," katanya.
Baca juga: BKSDA Sumatera Selatan lepasliarkan tiga ekor owa siamang
"Pelepasliaran ini menjadi tonggak penting dalam upaya konservasi primata di Indonesia, khususnya spesies siamang. Hal ini karena Bejo dan Mesra merupakan pasangan hasil rehabilitasi pertama yang berhasil berkembang biak sebelum dilepasliarkan kembali ke alam," ujarnya.
Pewarta: Juraidi dan Imam Fauzi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.