Palembang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan mendirikan posko pemantau gajah di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk mencegah interaksi negatif antara gajah dan masyarakat sekitar.
"Melalui posko tersebut, petugas kami dapat melakukan pemantauan dan tindakan antisipasi terjadinya interaksi negatif atau konflik antara gajah dengan masyarakat yang dalam tiga tahun terakhir tercatat 47 kasus konflik di Kantong Habitat Gajah (KHG) Air Sugihan," kata Kepala BKSDA Sumsel Teguh Setiawan di Palembang, Senin.
Dia mengatakan di lokasi posko tersebut disiagakan tim terdiri atas pawang gajah, polisi kehutanan serta tenaga pendamping dan gajah binaan.
"Posko itu menjadi simbol eksistensi manusia dan gajah melalui pendekatan berbagi ruang kehidupan, kemudian memperkuat kemandirian masyarakat menghadapi tantangan konservasi," ujarnya.
Baca juga: BKSDA Sumsel : Populasi gajah di SM Padang Sugihan bertambah
Pihaknya juga berupaya membangun tanggul gajah sepanjang 38 kilometer dan pagar kejut berjarak 10 km di wilayah yang sering dilalui gajah.
Pihaknya bersama masyarakat berupaya membentuk desa mandiri interaksi negatif/konflik dengan gajah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi potensi interaksi.
Selain itu, bersama masyarakat sekitar menanam tanaman yang tidak disukai gajah di perbatasan permukiman penduduk yang dikenal sebagai tanggul vegetasi.
Tanaman tersebut, seperti mangga, kakao, kelengkeng, matoa, manggis, petai, sukun timun, rambutan, sawo, dan serai wangi.
Baca juga: BKSDA pasang "GPS collar" ketiga bagi kelompok gajah di OKI Sumsel
Baca juga: BKSDA Sumsel umumkan kelahiran satu gajah betina di SM Padang Sugihan
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025