Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Barisan Intelektual Strategi Objektif Delapan (Bison) Indonesia Ginka Febrianti Ginting menilai penangkapan gembong narkoba, Dewi Astutik merupakan kemenangan nyata war on drugs alias perang melawan narkoba.
Menurut dia, penangkapan tersebut dianggap sebagai pukulan telak bagi jaringan peredaran gelap narkotika di Indonesia dan bukti nyata komitmen Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dalam mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).
"Penangkapan gembong sekelas Dewi Astutik ini bukan hanya sekadar penangkapan biasa, melainkan kemenangan besar bagi masa depan generasi muda dan upaya kita bersama dalam war on drugs," ujar Ginka dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada BNN RI atas keberhasilan dalam mengungkap dan menangkap gembong narkoba kelas kakap itu.
BNN, kata Ginka, telah menunjukkan langkah tegas, terukur, dan tidak pandang bulu dalam memberantas akar-akar kejahatan narkotika yang merusak sendi-sendi bangsa.
Ia menegaskan narkoba merupakan musuh nyata negara, sehingga keberhasilan BNN RI melumpuhkan salah satu gembong utama tersebut memberikan pesan kuat bahwa tidak ada ruang bagi bandar dan pengedar di Tanah Air.
"Kami, Bison Indonesia, salut dan bangga atas kerja keras, keberanian, dan profesionalisme BNN RI," tuturnya.
Baca juga: Anggota DPR desak jaringan narkoba Dewi Astutik dibongkar hingga akar
Bison Indonesia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya kaum intelektual dan pemuda, untuk terus bersinergi dan mendukung BNN RI dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN).
Ginka menekankan pihaknya siap menjadi mitra strategis BNN dalam edukasi dan kampanye antinarkoba di berbagai lapisan masyarakat.
"Keberhasilan ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kewaspadaan dan partisipasi aktif kita semua,” ungkapnya.
Ke depan, dirinya berharap agar proses hukum terhadap Dewi Astutik dan jaringannya dapat berjalan hingga tuntas dengan hukuman yang setimpal, memberikan efek jera, dan menjadi preseden untuk penegakan hukum yang lebih kuat di masa mendatang.
Adapun belakangan ini, BNN RI juga telah melakukan penggerebekan di sejumlah lokasi yang disinyalir sebagai pusat peredaran narkoba di Ibu kota.
Baca juga: Penangkapan Dewi Astutik wujud lindungi warga dari jerat narkoba
Sebelumnya, BNN bersama tim gabungan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI berhasil meringkus Dewi Astutik alias Mami, penyeludup dua ton sabu jaringan internasional Golden Triangle.
Dewi Astutik, yang juga menjadi buronan aparat penegak hukum Korea Selatan itu ditangkap oleh petugas di wilayah Sihanoukville, bagian barat Kamboja.
Atas tertangkapnya pelaku buron internasional ini, BNN langsung memulangkannya ke Tanah Air melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten pada Selasa (2/12) sore.
Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto mengatakan penangkapan Dewi Astutik dilakukan melalui operasi gabungan dengan kepolisian negara setempat di Sihanoukville, Kamboja.
"Operasi ini mendapat dukungan penuh dari Atase Pertahanan RI di Kamboja dan BAIS TNI yang berperan penting dalam pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi regional," kata Komjen Pol. Suyudi.
Baca juga: BNN ringkus Dewi Astutik, penyeludup dua ton sabu
Baca juga: BNN: Dewi Astutik satu jaringan gembong narkoba Frady Pratama
Baca juga: BNN akui sempat kesulitan tangkap Dewi Astutik
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































