Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada 2025 akan terakselerasi lebih tinggi dibandingkan 2024 oleh karena tekanan inflasi yang rendah.
"Pada 2025, Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu akan lebih terakselerasi dibandingkan dengan 2024. Pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi didukung oleh tekanan inflasi yang rendah," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Wahyu Yuwana di Bengkulu, Sabtu.
Kemudian, akselerasi konsumsi rumah tangga serta mayoritas komponen lapangan usaha utama di Provinsi Bengkulu juga ikut menjadi faktor utama akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu.
"Inflasi Bengkulu pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,09 persen (yoy) atau lebih rendah dari Januari 2024 yang sebesar 3,09 persen (yoy)," kata dia.
Hal itu menjadi awal yang bagus, sebab inflasi yang tinggi tentu akan membebani sektor konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu penyangga perekonomian Provinsi Bengkulu.
"Melandainya tekanan inflasi di Januari 2025 dipengaruhi kebijakan diskon 50 persen tarif listrik bagi rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah," kata dia.
Namun, diskon tarif listrik itu hanya berlaku pada Januari-Februari 2025 ini, di bulan-bulan selanjutnya tentu harus ada upaya tepat dalam menahan laju inflasi Bengkulu.
"Bank Indonesia bersama dengan TPID Provinsi Bengkulu terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan dalam kerangka 4K untuk menjaga inflasi 2025 dan 2026 terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, dengan tetap mendukung upaya turut mendorong pertumbuhan ekonomi," ucap Wahyu Yuwana.
Penguatan kerangka tersebut yakni memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kerangka tersebut antara lain kata dia penguatan budidaya pertanian dan pengelolaan pasca panen secara terintegrasi seiring hilirisasi yang terus dilakukan.
Kemudian, pengendalian harga melalui inovasi pasar murah dan toko pangan juga terus diperluas didukung ketersediaan anggaran mencukupi. Aksi Pengendalian inflasi juga tetap diarahkan untuk penguatan dan perluasan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
"Penguatan basis data dan kerja sama antar daerah diperlukan untuk mengantisipasi gejolak inflasi jangka pendek," ujar dia.
Provinsi Bengkulu pada 2024 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,62 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan 2023 yang sebesar 4,26 persen yoy.
Baca juga: BI: Penting ekonomi Bengkulu tidak bergantung konsumsi rumah tangga
Baca juga: BI optimis ekonomi Bengkulu 2024 mampu tumbuh 4,49-4,71 persen
Baca juga: BI: Hilirisasi produksi pertanian untuk kendalikan deflasi Bengkulu
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025