Jakarta (ANTARA) - Penelitian yang diterbitkan di jurnal Heart menemukan bagaimana frekuensi, durasi, dan kecepatan berjalan mengurangi risiko timbulnya kelainan irama jantung yang disebut aritmia, yang dapat menyebabkan stroke dan kejadian jantung buruk lainnya.
Ditulis laman Health Jumat (2/5), berjalan dengan kecepatan yang oleh para peneliti dianggap sebagai kecepatan "rata-rata" yaitu tiga hingga empat mil per jam (4 kilometer per jam), menurunkan risiko aritmia hingga lebih dari sepertiga, demikian laporan para peneliti. Mereka yang berjalan dengan kecepatan cepat lebih dari empat mil per jam memiliki risiko yang lebih rendah.
"Pesan yang dapat kami bawa pulang, adalah bahwa orang-orang harus mencoba dan menemukan sedikit waktu dalam sehari untuk berjalan dengan tujuan tertentu," kata penulis senior studi Jill Pell, PhD , seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Glasgow.
Baca juga: Berjalan kaki selama lima menit bawa perubahan positif pada tubuh
Para peneliti mengamati data dari 420.925 peserta yang melaporkan kecepatan berjalan mereka melalui kuesioner di UK Biobank, sebuah basis data biomedis berskala besar. Hampir 82.000 juga memberikan data dari pelacak aktivitas yang memungkinkan peneliti memverifikasi kecepatan mereka.
Selama periode pelacakan selama 13 tahun, 36.574, atau 9 persen dari peserta dengan data yang dilaporkan sendiri didiagnosis dengan kelainan irama jantung. Sebanyak 23.526 menerima diagnosis fibrilasi atrium, sementara sekitar 19.000 mengembangkan aritmia lain, seperti aritmia ventrikel, yang berasal dari ruang bawah jantung.
Beberapa pola muncul pada pejalan kaki yang lebih cepat. Mereka cenderung laki-laki, tinggal di lingkungan yang tidak terlalu miskin, dan memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Rata-rata, pejalan kaki yang lebih cepat memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil, berat badan lebih ringan, dan memiliki kekuatan genggaman yang lebih baik serta kadar faktor risiko metabolik yang lebih rendah, seperti lemak dan glukosa puasa, yang diukur dalam darah.
Baca juga: Studi menunjukkan berjalan kaki dapat tingkatkan harapan hidup
Dibandingkan dengan pejalan kaki yang lambat, orang yang berjalan dengan kecepatan rata-rata memiliki risiko kelainan irama jantung sebesar 35 persen lebih rendah. Kecepatan berjalan cepat dikaitkan dengan penurunan risiko lebih lanjut, yaitu sebesar 43 persen.
Dari 81.956 peserta dengan data pelacak aktivitas, 4.117 mengalami aritmia. Berbeda dengan pejalan kaki lambat, mereka yang berjalan dengan kecepatan rata-rata atau cepat memiliki peluang 27 persen lebih rendah untuk didiagnosis mengalami aritmia. Semakin banyak waktu yang dihabiskan orang untuk berjalan cepat, semakin rendah risiko terkaitnya.
Berjalan kaki memberikan manfaat paling banyak bagi wanita, orang di bawah 60 tahun, orang dengan indeks massa tubuh kurang dari 30, orang dengan hipertensi, dan orang dengan dua atau lebih kondisi kesehatan kronis.
Baca juga: Manfaat berjalan tanpa alas kaki di luar ruangan
Jonathan Myers, PhD, seorang ahli jantung di VA Palo Alto Health Care System, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada Health bahwa penelitian tersebut “mengesankan” dan menambah bukti yang berkembang yang mendukung manfaat kesehatan umum dari aktivitas fisik.
Namun, Elroy Aguiar, PhD, asisten profesor ilmu olahraga di Universitas Alabama yang juga tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut, mencatat beberapa kelemahan yang sebagian besar diakui oleh para penulis, termasuk rentang usia sampel, yang mengecualikan orang dewasa berusia 70 tahun ke atas, dan mayoritas sampel berkulit putih.
Menurut Aguiar, berjalan kaki dapat mengurangi risiko aritmia dan masalah jantung lainnya dalam tiga cara.
Baca juga: Berjalan kaki 11 menit dapat kurangi risiko penyakit mematikan
Pertama, berjalan dapat meningkatkan keseimbangan sistem saraf otonom, yang mengatur respons "lawan atau lari" dan "istirahat dan cerna".
Berjalan juga dapat meningkatkan ukuran ventrikel kiri, yang memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan efisiensi jantung, dan mengurangi tekanan darah. Terakhir, berjalan meningkatkan suplai darah ke jantung, mengurangi peradangan dan plak yang dapat menyebabkan penyumbatan dan serangan jantung.
Baca juga: Berjalan kaki setelah makan malam dapat jaga kadar gula darah
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025