Berani menceritakan mimpi masa depan

3 weeks ago 9

Bondowoso (ANTARA) - Tidak semua remaja mampu menceritakan semua hal kepada orang tuanya. Waktu terbatas untuk bertemu karena orang tua sibuk atau memang ada hambatan psikologis, sehingga membuat si anak tidak leluasa untuk mengungkapkan isi hatinya kepada ayah dan ibu, termasuk mengenai mimpi atau cita-citanya di masa depan.

Karena hambatan itulah seringkali anak-anak remaja menghadapi jalan buntu untuk menemukan jalan ikhtiar merealisasikan cita-citanya, seperti tidak didukung oleh orang tuanya.

Untuk itulah, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (22/8) memfasilitasi seluruh siswa untuk berani mengungkapkan rencana masa depan, dengan menghadirkan orang tua ke sekolah.

Lewat kegiatan Golden Future, semua orang tua siswa diundang ke sekolah, dengan agenda mendengarkan anak-anak mempresentasikan rencana masa depannya. Dengan disaksikan orang tua, satu per satu siswa tampil di depan kelas untuk menyampaikan impiannya, ingin menjadi apa, kelak.

Bukan hanya bercerita mengenai cita-citanya, anak-anak itu juga diminta oleh guru untuk lebih mengenali dirinya secara mendalam, mengidentifikasi apa kelebihan dan kekurangannya.

Dengan demikian, impian yang diceritakan oleh setiap siswa berangkat dari pemahaman secara utuh mengenai potensi dirinya dan tidak sekadar berkhayal, apalagi hanya ikut-ikutan karena pengaruh temannya.

Ibarat tentara yang hendak menuju medan pertempuran, mereka harus paham betul mengenai peta kekuatan diri dan musuh, sehingga mereka juga tahu bagaimana dan apa yang harus dikerjakan untuk menjadi pemenang dalam pertempuran.

Pada presentasi itu, terlihat bahwa para siswa sudah tahu betul apa potensi dirinya yang dapat dijadikan modal untuk berjuang meraih cita-cita. Mereka juga mengenali kelemahan pada diri yang harus diperbaiki.

Dengan pemahaman mengenai kelebihan dan kekurangannya itu, anak, tentu perlu dukungan dari orang tua untuk dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas diri.

Salah satu siswa, Dianita Eka Pratiwi, menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Inggris, bercita-cita menjadi dokter. Ia mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya.

Atheya Althafunnisa, siswa yang sangat menyukai pelajaran numerik, mengaku memiliki pribadi yang kuat dan ambisius. Siswa yang menyadari kekurangannya, yakni kurang pandai dalam mengelola waktu dan cenderung emosional itu juga bercita-cita ingin menjadi dokter.

Bahkan Dianita dan Atheya juga sudah menentukan perguruan tinggi apa yang akan dipilih untuk mewujudkan cita-cita masa depannya itu. Keduanya juga bertekad untuk memperbaiki segala kekurangannya.

Nur Aisyah, siswa lainnya, dengan mantap mengutarakan cita-citanya untuk menjadi seorang geolog dan akan memilih Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai tempatnya kuliah. Remaja yang suka fotografi dan menulis ini menyampaikan kelebihannya yang memang kreatif, sekaligus juga memiliki kekurangan, yakni kurang percaya diri dan mudah terbawa oleh pengaruh isu-isu yang berkembang.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |