Benarkah memasak terlalu lama bisa sebabkan pencemaran udara?

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Memasak merupakan kegiatan rutin di hampir setiap rumah. Aktivitas ini tidak hanya menghasilkan makanan lezat, tetapi juga melibatkan proses pemanasan bahan makanan yang bisa menghasilkan asap, uap, dan partikel halus. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan memasak terlalu lama ternyata bisa memicu polusi udara di dalam ruangan?

Jika dibiarkan tanpa ventilasi yang baik, paparan polusi dari kegiatan memasak ini bisa berdampak pada kesehatan seluruh anggota keluarga. Risiko gangguan pernapasan, iritasi mata, hingga memperburuk kondisi penderita asma bisa muncul akibat kualitas udara dalam rumah yang menurun. Berikut penjelasan lengkapnya.

Polusi udara dari aktivitas memasak

Saat memasak terutama dalam waktu lama peralatan seperti kompor gas atau minyak tanah menghasilkan asap dan partikel halus yang bisa mencemari udara dalam rumah. Jika dapur tidak memiliki ventilasi yang baik, polusi ini akan terperangkap dan terhirup oleh penghuni rumah.

Jenis polusi yang dihasilkan pun beragam. Mulai dari partikulat halus (PM₂.₅) yang bisa menembus paru-paru, nitrogen dioksida (NO₂) dari pembakaran gas, hingga karbon monoksida (CO) dan senyawa kimia beracun seperti formaldehida dan benzena. Semua zat ini, bila terhirup terus-menerus, dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, jantung, bahkan kanker.

Studi dan fakta ilmiah

Sebuah studi di Inggris menunjukkan bahwa penggunaan kompor gas saat memasak bisa menghasilkan polusi udara dalam rumah yang lebih tinggi daripada polusi jalanan tersibuk di London. Bahkan setelah kompor dimatikan, partikel berbahaya tetap bertahan di udara selama berjam-jam.

Penelitian lainnya dari University of Birmingham menyebutkan bahwa air fryer adalah metode memasak yang paling ramah terhadap kualitas udara dalam ruangan. Emisinya sangat rendah, bahkan nyaris setara dengan udara normal tanpa aktivitas memasak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti isu ini secara global. Menurut data mereka, polusi dari aktivitas memasak di rumah terutama dengan bahan bakar padat berkontribusi pada lebih dari 3 juta kematian dini setiap tahun, terutama di negara-negara berkembang.

Siapa yang paling rentan?

Polusi udara di dalam rumah tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa, tetapi juga sangat berdampak pada bayi, balita, ibu hamil, dan lansia. Sistem pernapasan mereka yang lebih sensitif membuat mereka lebih rentan terhadap dampak jangka panjang.

Cara sederhana mengurangi risiko

Untungnya, ada beberapa cara mudah untuk mencegah dan mengurangi risiko polusi akibat memasak:

1. Batasi durasi memasak, dan pilih metode yang efisien agar tidak banyak asap dihasilkan.

2. Pastikan ventilasi dapur baik, dengan membuka jendela atau menggunakan exhaust fan yang mengarah ke luar ruangan.

3. Gunakan alat masak modern, seperti air fryer atau kompor induksi, yang lebih minim emisi.

4. Hindari menggunakan pengharum ruangan berlebihan, karena bisa menambah senyawa kimia di udara.

5. Pertimbangkan memasang pembersih udara (air purifier), terutama jika sering memasak dengan cara menggoreng.

Memasak terlalu lama bisa memicu polusi udara di dalam rumah, terutama jika alat masak menghasilkan asap atau gas berbahaya. Polutan seperti karbon monoksida dan partikel halus dapat merugikan kesehatan dalam jangka panjang, mulai dari gangguan pernapasan hingga memperparah penyakit kronis.

Karena itu, penting untuk memasak dengan bijak. Kurangi durasi memasak, pastikan ventilasi cukup, dan gunakan alat masak yang aman agar kualitas udara di rumah tetap terjaga dan kesehatan keluarga lebih terlindungi.

Baca juga: Waspadai polusi udara di dalam rumah sisa dari aktivitas memasak

Baca juga: Jangan sembarangan bakar sampah, Ini bahaya yang mengintai

Baca juga: Jangan bakar sampah sembarangan, bisa terancam denda dan pidana

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |