Medan (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I memantau sebanyak 16 titik panas atau hot spot di sejumlah wilayah di Sumatera Utara.
"Titik panas tersebut terpantau berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20," kata Prakirawan BBMKG wilayah I, Endah Paramita, di Medan, Selasa.
Sebanyak 16 titik panas tersebut masing-masing terpantau satu titik di Labuhanbatu Selatan, tiga di Mandailing Natal, lima di Padang Lawas, dua di Padanglawas Utara, empat di Tapanuli Utara, dan satu titik di Toba.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran saat membersihkan lahan demi mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan.
Sementara Prakirawan Stasiun Meteorologi Klas II Maritim Belawan, Rizky Ramadhan, mengatakan, sejumlah perairan di Sumatera Utara berpotensi dilanda gelombang tinggi yang dapat mencapai 2,5 meter.
Baca juga: Kabupaten Penajam terjunkan satgas pantau titik panas cegah karhutla
Baca juga: KLH akan periksa kesiapan sejumlah wilayah konsesi cegah kebakaran
Gelombang tinggi tersebut dapat terjadi di perairan barat Kepulauan Nias, perairan Kepulauan Batu, Samudera Hindia barat Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Batu, dan perairan timur Kepulauan Batu.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari selatan hingga barat daya dengan kecepatan 6-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 8-25 knot.
"Kondisi tersebut dapat terjadi mulai 9 hingga 11 Juli 2025," katanya.
Jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang laut mencapai 1,25 meter, hal itu berisiko terhadap pelayaran yang menggunakan perahu nelayan.
Sementara jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan gelombang tinggi mencapai 1,5 meter memiliki risiko terhadap keselamatan pelayaran kapal tongkang.
Baca juga: Pemkab Lahat Sumsel tetapkan status siaga darurat karhutla
Baca juga: BPBD Sumsel temukan 113 titik panas pada Juni 2025
Pewarta: Juraidi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.