Batuk rejan di Jepang meningkat, catat rekor tertinggi secara mingguan

2 months ago 24

Jakarta (ANTARA) - Kasus batuk rejan di Jepang tercatat meningkat, bahkan telah mencapai rekor mingguan sebanyak 3.353 kasus.

Capaian ini pun menjadi yang tertinggi sejak survei dilakukan pada 2018, sebagaimana dikutip dari Kyodo, Selasa.

Data awal dari Institut Keamanan Kesehatan Jepang juga menunjukkan bahwa negara itu mencatat 39.672 kasus penyakit yang ditandai dengan serangan batuk spasmodik sejak awal tahun atau lebih dari 4.000 yang dilaporkan sepanjang tahun 2024.

Adapun lembaga tersebut juga melaporkan pada awal April, jumlah pasien yang dilaporkan rumah sakit dan klinik di seluruh negeri telah lebih dari 1.000 dalam seminggu.

Batuk rejan atau penyakit pertusis merupakan penyakit yang terjadi karena infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis.

Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi dengan suara tarikan napas tinggi yang khas dan berkepanjangan.

Gejala penyakit ini meliputi hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah dan demam. Biasanya definisi operasional suspek pertusis ialah orang dengan batuk terus menerus yang berlangsung minimal selama dua minggu dengan ditemukan batuk rejan saat napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa ada penyebab yang jelas.

Baca juga: Kenali jenis-jenis batuk agar penanganannya tepat

Baca juga: Dinkes: Batuk rejan jika tidak ditangani cepat bisa sebabkan kematian

Baca juga: IDAI waspadai keterlambatan tangani batuk rejan timbulkan komplikasi

Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |