Bapanas: Realisasi beras SPHP hingga 20 Januari capai 32,8 ribu ton

3 weeks ago 13

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah mencapai 32,8 ribu ton hingga 20 Januari 2025.

"Untuk pelaksanaan SPHP beras telah mulai dilaksanakan Bulog di semua provinsi. Sampai 20 Januari, secara nasional realisasi telah berada di angka 32,8 ribu ton," kata Arief seusai visitasi ke Gudang Besar Bulog Pulo Brayan Darat, Medan, Sumatera Utara, Selasa.

Sementara itu, khusus untuk di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Perum Buloh telah menyalurkan beras SPHP sebanyak 1,5 ribu ton.

Arief menyampaikan bahwa menjelang panen raya padi, pihaknya rutin melakukan cek kondisi stok yang dikelola Perum Bulog di daerah.

Baginya, upaya penyerapan gabah dan beras dari produksi dalam negeri oleh Bulog di tahun ini memegang peranan penting terkait keberhasilan program pemerintah ke masyarakat, salah satunya beras SPHP.

"Bapanas ingin memastikan Bulog di daerah telah siap menyambut panen raya yang kemungkinan mulai di Maret ini. Tatkala serapan Bulog sesuai spesifikasi, maka beras yang disalurkan ke masyarakat pun kualitasnya pasti baik pula," ujar Arief dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, apabila gabah yang diserap Bulog kadar airnya sesuai standar, maka penyimpanan dan pengolahannya akan lebih baik.

"Begitu pula derajat sosoh beras, kualitasnya nanti tidak kusam, bersih putih. Jadi nanti untuk program bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), masyarakat pun happy," terang Arief.

Sebagaimana diketahui, lanjut Arief, atas persetujuan Presiden Prabowo Subianto melalui usulan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat Rapat Terbatas 30 Desember 2024, pelaksanaan bantuan pangan dan SPHP beras kembali ditugaskan ke Perum Bulog.

"Periodenya di dua bulan awal (Januari-Februari) tahun ini terlebih dahulu," ucapnya.

Lebih lanjut, Arief mengaku terus mendorong Bulog agar mulai mempersiapkan untuk bantuan pangan beras.

Ia berharap Bulog menyiapkan beras kemasan 10 kilogram sehingga bisa lebih cepat menyalurkan SPHP tahap Februari.

"Apalagi bulan Ramadhan di awal Maret nanti, jadi saudara-saudara kita memang memerlukan beras yang berkualitas sebagai bukti kehadiran pemerintah," kata Arief.

Lebih lanjut, Arief menuturkan bahwa bantuan pangan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah bisa terlihat dalam pembentukan garis kemiskinan Indonesia per September 2024 yang baru dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut BPS, komoditas makanan memiliki andil terbesar pada garis kemiskinan. Dari itu, beras memberi sumbangan terbesar berupa sebesar 21,01 persen di perkotaan dan 24,93 persen di perdesaan.

Untuk itu, keputusan Presiden Prabowo melanjutkan program pro rakyat ini di awal 2025 kepada 16 juta penerima menjadi penanda keberpihakan pada masyarakat berpendapatan rendah. Terlebih gelontoran bantuan pangan beras 160 ribu ton tiap bulannya turut berimplikasi pada inflasi pangan yang terkendali.

"Berikutnya lagi, SPHP beras nanti (ketika) panen raya, kita minimalkan penyalurannya. Tapi khusus daerah yang memang tengah panen raya saja. Tentu kita ingin menyeimbangkan hulu sampai hilir ekosistem perberasan," kata Arief.

Baca juga: Pemerintah matangkan strategi penyerapan gabah-beras jelang panen raya

Baca juga: Bapanas dorong petani naik kelas agar hasilkan panen berkualitas

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |