Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Wiratna Eko Indra Putra menjelaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang manfaat produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk beralih dari kebiasaan merokok.
"Kolaborasi antara regulator, peneliti, dan komunitas kesehatan sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi yang seimbang dan transparan dengan fokus utama pada perokok dewasa yang kesulitan berhenti, supaya mereka bisa mempertimbangkan transisi ke produk yang dirasa lebih baik," ujar Wiratna dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, menurut dia, informasi yang menyamakan risiko produk tembakau alternatif dengan rokok yang dibakar perlu diluruskan melalui kajian ilmiah dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan.
Wiratna mengatakan informasi yang salah tentang produk tembakau alternatif memicu ketidakpercayaan di kalangan perokok dewasa, sehingga dampaknya perokok kesulitan mengakses alternatif lebih rendah risiko sebagai alat bantu untuk berhenti merokok.
Baca juga: Pakar kesehatan ungkap penyebab sulitnya prevalensi merokok turun
Baca juga: Akademisi nilai produk tembakau alternatif kurangi risiko kesehatan
"Padahal beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun rokok elektronik tidak sepenuhnya bebas risiko, secara umum risikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok, sehingga keterlambatan beralih ke produk ini justru menghambat potensi pengurangan dampak kesehatan," kata Wiratna.
Pihaknya mengutip Cochrane Library, salah satu basis data medis di dunia yang mempublikasikan bukti ilmiah yang mengungkapkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik adalah salah satu metode paling efektif untuk beralih dari kebiasaan merokok.
"Produk alternatif yang di dalamnya termasuk produk tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin disebut tidak memaparkan bahan kimia berbahaya yang menjadi sumber berbagai penyakit dari kebiasaan merokok," katanya.
Temuan yang diterbitkan pada 29 Januari 2025 ini didasarkan pada 90 studi ilmiah yang dilakukan antara tahun 2021 hingga Februari 2024 dan melibatkan lebih dari 29.044 perokok dewasa.
Sebagian besar penelitian dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.*
Baca juga: Masindo: Beralih ke tembakau alternatif bisa kurangi biaya kesehatan
Baca juga: Praktisi: Produk tembakau alternatif bantu transisi berhenti merokok
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025