Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memandang, penurunan Fed Funds Rate (FFR) menjadi sinyal positif bagi stabilitas pasar keuangan domestik sekaligus membuka ruang bagi bank untuk mengelola biaya dana secara lebih disiplin dan menyesuaikan product pricing.
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4-4,25 persen pada Rabu (17/9) waktu setempat.
“Hal ini (penurunan suku bunga The Fed) dapat membuka ruang untuk mengelola biaya dana secara disiplin dan menyesuaikan product pricing dengan tetap mempertimbangkan dinamika makroekonomi, industri, liquidity, dan prospek pertumbuhan ke depannya,” kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Mochamad Rizaldi dalam Paparan Kinerja Kuartal II 2025 secara daring di Jakarta, Jumat.
Untuk menjaga kinerja kredit dan profitabilitas, dia menyampaikan bahwa Bank Mandiri fokus pada keseimbangan antara ekspansi dan kualitas, termasuk diversifikasi portofolio kredit untuk mengoptimalkan risk return dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian.
Baca juga: Bank Mandiri bukukan laba bersih Rp24,5 triliun di semester I 2025
“Pertumbuhan kredit dan DPK akan didorong melalui strategi berbasis ekosistem yang memanfaatkan value chain dari nasabah sehingga memperkuat basis dana murah (CASA) yang sustain, mendukung stabilisasi yield, dan menjaga kualitas aset,” kata dia.
Terlepas dari dinamika global yang cenderung mengalami perubahan dengan sangat cepat, Rizaldi menilai bahwa berbagai indikator makroekonomi dari dalam negeri menunjukkan optimisme yang kuat.
Hal ini terutama tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen yoy pada kuartal II 2025.
Kondisi ini turut didukung oleh kebijakan moneter yang pro-growth dan diiringi dengan laju inflasi yang terjaga dengan baik di kisaran 2 persen.
Baca juga: Livin’ Fest 2025 Bank Mandiri hadirkan sinergi UMKM-industri kreatif
Penurunan BI-Rate yang disertai dengan stabilnya nilai tukar rupiah dinilai menjadi katalis positif bagi dunia usaha.
Dia menambahkan, melandainya posisi instrumen moneter seperti SRBI dan penurunan yield atau imbal hasil SRBI juga akan memberikan ruang yang positif bagi perbankan untuk dapat menurunkan biaya dana.
Hal tersebut dinilai positif bagi perbankan agar dapat menyalurkan kredit dengan harga yang lebih menarik lagi kepada dunia usaha ke depannya.
Terlebih, dorongan fiskal dan realisasi belanja pemerintah yang diharapkan dapat semakin meningkatkan permintaan kredit produktif dan padat karya dalam waktu dekat, terutama dalam penciptaan lapangan kerja yang lebih luas.
Baca juga: BI telah beli SBN senilai Rp217,10 triliun hingga 16 September 2025
“Dapat dipastikan Bank Mandiri siap mendukung pertumbuhan tersebut,” kata Rizaldi.
Bank Mandiri juga mendukung langkah pemerintah memperkuat perekonomian melalui penempatan dana pemerintah di Himbara dengan total Rp200 triliun. Adapun Bank Mandiri mendapatkan alokasi sebesar Rp55 triliun.
Dia menjelaskan, penempatan dana ini memperkuat likuiditas serta kapasitas pembiayaan Bank Mandiri untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas pemerintah, terutama UMKM dan sektor produktif yang berkontribusi pada peningkatan daya saing ekspor, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan ekonomi kerakyatan.
“Sebagai agen pembangunan, kebijakan ini sejalan dengan komitmen kami untuk mengakselerasi fungsi intermediasi dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Ke depan, fokus utama kami menjaga pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri dengan kualitas aset dan likuiditas yang optimal,” kata dia.
Baca juga: Rupiah menguat dipicu ekspektasi pelonggaran moneter AS
Dengan basis dana murah dan permodalan yang solid, Rizaldi mengatakan bahwa margin serta profitabilitas Bank Mandiri memiliki ruang untuk menyerap volatilitas dari pasar sekaligus memberikan fleksibilitas, menyesuaikan pricing, dan alokasi portofolio sesuai dinamika kebijakan fiskal dan risk appetite yang terjaga.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.