Bangga! 2 geopark Indonesia resmi masuk UNESCO Global Geoparks

3 days ago 2

Jakarta (ANTARA) - Setiap kali Indonesia mendapat pengakuan di kancah internasional, rasanya selalu membuat kita merasa bangga.

Apalagi kalau soal keindahan alam yang memang jadi salah satu kekayaan terbesar negeri ini. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, kabar baik seperti ini selalu bisa jadi pengingat betapa Indonesia menyimpan potensi luar biasa, khususnya dari sisi alam dan budaya. Baru-baru ini, dunia kembali mengakui keindahan alam Nusantara lewat penetapan dua geopark Indonesia sebagai UNESCO Global Geoparks.

Kabar ini tentu saja jadi angin segar, khususnya bagi masyarakat di sekitar kawasan geopark tersebut. Bukan hanya soal status bergengsi semata, tapi juga tentang peluang untuk berkembang, menjaga alam, dan memperkenalkan budaya lokal ke mata dunia. Seperti yang kita tahu, geopark bukan hanya tempat wisata biasa, tapi kawasan yang memiliki nilai geologis, ekologis, dan budaya penting yang harus dijaga bersama.

Baca juga: Geopark Meratus ditetapkan sebagai UNESCO Global Geoparks

Geopark Kebumen dan Meratus resmi masuk daftar dunia

Pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris, Prancis, yang berlangsung pada 2-17 April 2025, Indonesia berhasil menempatkan dua geopark baru. Dua geopark tersebut yaitu Geopark Kebumen dan Geopark Meratus yang ke dalam daftar UNESCO Global Geoparks (UGGp). Penetapan ini disepakati secara konsensus oleh 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO. Sebelumnya, dua kawasan ini telah dinominasikan oleh UNESCO Global Geoparks Council dalam sidang yang digelar pada September dan Desember 2024 lalu.

Selain Indonesia, ada 14 geopark lain dari 11 negara berbeda yang juga mendapat pengakuan serupa. Beberapa di antaranya berasal dari Tiongkok, Korea, Ekuador, Norwegia, Italia, hingga Inggris. Kehadiran dua geopark baru ini secara otomatis menambah jumlah geopark Indonesia yang telah diakui dunia menjadi 12 kawasan, melengkapi daftar yang sudah lebih dulu populer seperti Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Rinjani, dan Kaldera Toba.

Geopark Kebumen sendiri dikenal dengan bentang alamnya yang unik, mulai dari jejak fosil purba hingga karst yang membentang indah. Sementara itu, Geopark Meratus yang berada di Kalimantan Selatan menawarkan keindahan pegunungan serta kekayaan budaya masyarakat adat Dayak Meratus.

Baca juga: UNESCO tetapkan taman bumi Kebumen, Meratus sebagai "global geopark"

Apa itu UNESCO Global Geoparks?

Mungkin banyak yang masih belum begitu familiar dengan istilah UNESCO Global Geoparks. Sederhananya, ini adalah kawasan geografis yang memiliki situs dan lanskap bernilai geologis internasional. Tapi, status ini bukan cuma soal keindahan alam, melainkan juga tentang cara pengelolaan kawasan tersebut.

Geopark yang masuk dalam daftar UNESCO dikelola dengan konsep menyeluruh mulai dari perlindungan alam, edukasi masyarakat, hingga pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Menariknya, konsep geopark ini berbasis bottom-up, artinya melibatkan langsung masyarakat lokal di dalamnya. Dengan begitu, kawasan ini bukan hanya jadi destinasi wisata, tapi juga ruang belajar dan pusat pemberdayaan masyarakat sekitar.

Hingga saat ini, ada 213 UNESCO Global Geoparks di 48 negara. Jumlah ini terus bertambah seiring makin banyak kawasan di berbagai belahan dunia yang menyadari pentingnya menjaga dan memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana. Indonesia sendiri kini memiliki 12 kawasan geopark yang telah diakui dunia, membuktikan bahwa kekayaan alam Nusantara memang layak diperhitungkan di tingkat global.

Lewat penetapan ini, Indonesia bukan hanya membuktikan keindahan alamnya kepada dunia, tapi juga menunjukkan bahwa kita mampu mengelola dan melestarikannya dengan baik.

Baca juga: UNESCO validasi ulang status 'geopark' dua gunung di NTB

Baca juga: Perubahan iklim: memitigasi banjir dan longsor Danau Toba

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |