Bandung (ANTARA) - Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) optimistis bisa menyukseskan program pengembangbiakan (breeding) pasangan jerapah Kemal dan Tania yang datang ke Bandung Zoo pada 2020 melalui skema breeding loan dari Taman Safari Indonesia (TSI).
Juru Bicara Yayasan Margasatwa Tamansari, Ully Rangkuti, menjelaskan Kemal dan Tania yang masing-masing berasal dari unit TSI Bogor dan Prigen telah memasuki usia reproduktif ideal, sehingga mereka mengharapkan segera menyaksikan kelahiran generasi baru dari pasangan jerapah ikonik tersebut.
"Jerapah umumnya mulai produktif pada usia sekitar empat tahun, dan masa kehamilan mereka berlangsung selama 15 bulan. Dengan lingkungan yang tenang dan perawatan optimal, kami optimistis keberhasilan pengembangbiakan jerapah akan terwujud dalam waktu dekat," katanya dalam keterangan di Bandung, Senin.
Ully menjelaskan, Kemal dan Tania yang memiliki nama spesies Giraffa camelopardalis dan didatangkan ke Bandung Zoo lewat skema breeding loan dari TSI ini menjadi bagian dari kerja sama konservasi satwa eks-situ yang bertujuan meningkatkan populasi spesies rentan di luar habitat aslinya.
"Jerapah yang kami terima ini merupakan spesies yang berstatus rentan menurut Daftar Merah IUCN. Melalui program ini, kami berupaya menjaga keragaman genetik dan mendukung pelestarian satwa kharismatik dunia," ujarnya.
Ully menegaskan, dengan langkah konservasi berkelanjutan Bandung Zoo berharap bisa mencetak sejarah baru dalam kelahiran jerapah di Jawa Barat, sekaligus mengedukasi publik mengenai pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati.
Baca juga: Taman Safari konservasi burung langka endemik Bali
Salah satu yang jadi fokus penguatan program pembiakan, katanya, adalah pemenuhan nutrisi. Di mana, sebagai satwa darat tertinggi di dunia dengan tinggi mencapai 5,5 meter, jerapah memiliki kebutuhan nutrisi yang khas.
Manajemen pakan di Bandung Zoo, katanya, disesuaikan dengan pola makan alami mereka, di mana selain dedaunan lokal seperti kaliandra, jerapah juga diberi sayuran dan buah seperti wortel, buncis, apel, pisang, dan bahkan bawang bombay untuk mendukung kesehatan kulit dan pigmentasi bercaknya.
Pakan digantung di tiang pancang tinggi untuk menunjang kenyamanan satwa, serta agar jerapah tetap aktif seperti di alam liar yang ternyata menjadi atraksi favorit tersendiri bagi para pengunjung.
"Pola bercak unik pada setiap jerapah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, menjadikan Kemal dan Tania primadona di area feeding zone yang nyaris tak pernah sepi," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan pengembangbiakan jerapah bukan tanpa tantangan. Selain siklus reproduksi yang panjang, penyesuaian iklim, kebutuhan nutrisi spesifik, dan pengelolaan genetik menjadi fokus utama tim konservasi dan dokter hewan.
"Kami berharap upaya ini bisa membuahkan hasil dan menjadi bagian dari kontribusi nyata Bandung Zoo dalam pelestarian satwa global, mengikuti jejak sukses pengembangbiakan jerapah di TSI," tuturnya menambahkan.
Baca juga: BKSDA Maluku amankan lima Burung Perkici Pelangi di Pelabuhan Bula
Baca juga: Macan tutul masuk hotel di Bandung diobservasi ke Lembang Park Zoo
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































