AWG tolak pernyataan Trump soal Gaza, sebut berpotensi perburuk krisis

1 week ago 7

Jakarta (ANTARA) - Gerakan Aqsa Working Group (AWG) menolak pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengancam warga Palestina di Jalur Gaza dan kelompok perlawanan Hamas Palestina, menyebut ancaman itu berpotensi memperburuk situasi krisis di Gaza.

"Aqsa Working Group dengan tegas menolak pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Donald J. Trump," menurut pernyataan sikap tertulis AWG melalui rilis pers mereka yang diperoleh Jumat.

Sebelumnya pada 6 Maret 2025, melalui akun resminya di media sosial Truthsocial @realDonaldTrump, Presiden Donald Trump mengancam Hamas untuk membebaskan semua sandera yang ditawan Hamas atau semuanya akan berakhir.

Dia menyebut Hamas sebagai orang-orang yang sakit dan menyimpang, serta Trump akan mengirim semua yang dibutuhkan Israel untuk mengancam keamanan anggota Hamas jika tidak melakukan apa yang dia minta.

"Ini peringatan terakhir bagi Anda! Bagi para pemimpin, sekarang lah saatnya untuk meninggalkan Gaza, selagi Anda masih memiliki kesempatan. Juga, kepada Rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera. Jika Anda melakukannya, Anda MATI!," menurut pernyataan Donald Trump tersebut.

"Ambillah keputusan yang CERDAS. BEBASKAN SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA KONSEKUENSI YANG HARUS DIBAYAR NANTI!," ancam Trump dalam pernyataan tersebut.

Terkait hal itu, AWG menyatakan pernyataan tersebut tidak hanya mencerminkan sikap yang provokatif dan diskriminatif, tetapi juga berpotensi memperburuk situasi krisis yang sudah berlangsung di Gaza dan menjauhkan perdamaian di Gaza.
Baca juga: Pakar PBB: Israel gunakan kelaparan sebagai senjata atas Gaza

Menurut mereka, pernyataan Donald Trump sangat berbahaya dan provokatif. Narasi ancaman yang ia lontarkan dengan frasa "there will be HELL TO PAY" bukanlah cara yang konstruktif untuk mewujudkan perdamaian.

Pernyataan itu, kata AWG lebih lanjut, lebih menggambarkan upaya menutupi rasa frustrasi Amerika dan Israel atas kegagalan mereka di Gaza, baik saat perang maupun saat gencatan senjata fase pertama.

"Zionis Israel dan Amerika semakin dikucilkan (pariah states), sebaliknya perlawanan dan ketabahan rakyat Gaza telah memenangkan hati dunia," katanya.

Donald Trump, kata AWG, menggunakan terminologi untuk para pejuang Gaza seperti "hanya orang sakit dan menyimpang", sementara dia tidak melihat kejahatan Israel yang membantai ratusan ribu warga sipil Palestina selama perang berlangsung, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.

"Sesungguhnya dukungan buta Trump kepada Zionis Israel justru yang menjadikan dia seperti orang yang sakit jiwa, terganggu mentalnya karena tidak bisa membedakan hal yang amat sederhana; siapa yang ditindas dan siapa yang menindas," kata AWG lebih lanjut.

Baca juga: Trump mengancam Hamas, Gaza sebut pendudukan Israel ialah akar masalah

Pernyataan itu, menurut AWG, hanya menegaskan bahwa pemerintahan Trump adalah kabinet Zionis yang bekerja untuk kepentingan Israel meski Trump menyadari keberpihakannya tidak populis dan berlawanan dengan PBB serta seruan komunitas global yang menuntut Israel diadili di Mahkamah Internasional.

"Pernyataan itu adalah narasi khas imperialis. Dengan pernyataan itu telah jelas bahwa Amerika adalah bagian dari ancaman imperialisme yang berkedok ideologi Zionisme internasional. Komunitas global harus bersatu padu untuk segera menghentikannya," kata AWG.

Aqsa Working Group menilai semua individu, terlepas dari afiliasi politik atau ideologi, memiliki hak asasi manusia yang harus dihormati.

Seruan untuk "melepaskan semua tahanan Israel" harus disertai dengan pengakuan bahwa setiap tahanan berhak atas perlakuan yang adil termasuk ribuan tahanan warga Palestina yang ditahan dalam penjara Israel tanpa alasan yang jelas, katanya.

AWG juga mengapresiasi komitmen negara-negara Arab dalam forum Cairo Summit baru-baru ini yang berkomitmen untuk membangun kembali Gaza tanpa melanggar hak-hak dasar mereka sebagai pemilik sah tanah Palestina.

Baca juga: Menakar logika Trump atas solusi dua negara Palestina-Israel

Baca juga: Ditunda semasa Biden, 1 ton bom kiriman AS akhirnya tiba Israel

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |