Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Sistem Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan menyatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji perlindungan asuransi, baik untuk pekerja di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) hingga penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Asuransinya harus dibuat sebagai bagian dari biaya operasional. Itu yang sekarang kami pikirkan," ujar Tigor di Jakarta, Sabtu.
Untuk pekerja, Tigor menjelaskan bahwa pegawai BGN telah memiliki perlindungan melalui BPJS, sedangkan pekerja di SPPG sedang diupayakan untuk juga mendapatkan perlindungan BPJS tanpa mengurangi gaji mereka.
Terkait dengan risiko operasional seperti kebakaran atau kecelakaan di dapur penyelenggara MBG, Tigor mengatakan bahwa pihaknya juga mempertimbangkan asuransi yang dapat menanggung kerugian yang mungkin timbul dari insiden tersebut.
"Misalnya, dapur yang kurang pas atau ada kebakaran yang terjadi, itu harus ada asuransinya. Nah, ini sekarang sedang kami godok juga, kami kaji apakah dia menjadi bagian dari biaya operasional," ucap Tigor.
Baca juga: BGN "jungkir balik" bawa MBG lampaui capaian negara paling bahagia
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kasus keracunan momentum evaluasi kualitas MBG
Mengenai adanya kasus keracunan terhadap penerima manfaat MBG, Tigor mengatakan bahwa BGN memiliki protokol penanganan, termasuk pemeriksaan sampel makanan yang disimpan di kulkas dapur.
Jika terjadi laporan keracunan, kata dia, tim akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan penyebabnya. BGN tetap akan membantu biaya pengobatan untuk penerima manfaat yang mengalami keracunan tersebut.
"Jangan-jangan itu makanan ada yang tersimpan atau dibawa murid itu pulang dan dimakan di rumah yang sudah tersimpan. Nah, bahkan kalau terjadi begitu, BGN tetap membantu untuk membiayai pengobatannya," kata dia.
Tigor menekankan pentingnya perhitungan yang cermat agar penambahan biaya asuransi tidak mengganggu kualitas dan jumlah porsi makanan yang disediakan dalam program MBG.
"Kami harus lihat biaya bahan pangannya tidak boleh berkurang dari Rp10 ribu. Nah, ini operasionalnya juga kami harus hitung dengan cermat," pungkasnya.
Pewarta: Fathur Rochman/Pradanna Putra Tampi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025