Australia luncurkan basis data tulang hewan 3D pertama di dunia

3 months ago 10

Canberra (ANTARA) - Satwa liar Australia, baik yang masih hidup maupun telah punah, kini dapat diakses oleh dunia dengan detail yang menakjubkan berkat basis data tiga dimensi (3D) daring baru yang dinamai Ozboneviz.

Dikembangkan oleh Universitas Flinders Australia dan para mitranya, perpustakaan data keanekaragaman hayati 3D dengan akses terbuka terbesar di Australia itu menampilkan lebih dari 1.600 kerangka digital, termasuk kerangka kanguru, platipus, burung emu, harimau Tasmania dan bandekut berkaki seperti babi yang telah punah serta hewan-hewan lainnya, menurut pernyataan dari universitas yang berbasis di Adelaide tersebut pada Rabu (11/6).

Proyek tersebut menggunakan pemindaian dan pencitraan tomografi terkomputasi (CT) yang canggih untuk memotret anatomi 189 spesies ikonis. Model-model itu disimpan dalam platform MorphoSource, yang mengelola sistem katalog bergaya museum dan terbuka bagi semua pihak yang ingin mengunduhnya untuk penggunaan nonkomersial, papar pernyataan tersebut.

Gambar menunjukkan beberapa bagian tulang dari spesies Australia yang diambil oleh "Ozboneviz", basis data 3D daring baru yang dikembangkan oleh Universitas Flinders Australia dan para mitranya. ANTARA/Xinhua/HO-Universitas Flinders/aa.

Sebagian besar tulang didigitalisasi menggunakan pemindai cahaya terstruktur. Sementara, spesimen yang langka atau rapuh seperti tikus kanguru gurun yang diduga telah punah, dipindai dengan tomografi terkomputasi beresolusi tinggi untuk menangkap struktur internalnya, menurut proyek penelitian tersebut, yang diuraikan secara detail dalam BioScience, jurnal resmi milik American Institute of Biological Sciences

Sketchfab, sebuah situs pendamping menyoroti lebih dari 500 tulang yang paling informatif, yang dilengkapi dengan anotasi edukasional. Basis data itu bertujuan untuk mendukung penelitian, pendidikan, dan minat publik terhadap fauna Australia yang menakjubkan dan sering kali terancam punah, ujar Associate Professor Vera Weisbecker dari Universitas Flinders selaku pemimpin proyek itu.

"Kita semua terpukau dengan tulang-tulang dan basis data baru ini membuat kita seolah bisa masuk ke bilik kaca di museum, mengamati spesimen dari dekat, dan memahami ciri khas mereka," tutur Weisbecker, yang juga menambahkan bahwa Ozboneviz diharapkan dapat menciptakan standar baru bagi koleksi sejarah alam digital secara global.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |