APMI harap pemerintah jadikan industri musik prioritas strategis

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), Dino Hamid menyuarakan harapan besar agar industri pertunjukan musik di Indonesia mendapat dukungan yang lebih nyata sebagai prioritas strategis dari pemerintah.

Ia menilai bahwa sektor ini memiliki potensi besar tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi nasional dan daya tarik pariwisata.

“Kalau kita lihat seperti di Singapura atau Bangkok, event musik itu sudah jadi prioritas. Di sana pemerintah benar-benar melihatnya sebagai bagian dari strategi ekonomi dan pariwisata. Kita berharap Indonesia bisa punya visi yang sama,” ujar Dino ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca juga: APMI: Pemindahan venue jadi tantangan terbesar dalam konser Day6

Dino mencontohkan beberapa tantangan yang pernah dihadapi promotor musik, seperti pemindahan konser Ed Sheeran dari Gelora Bung Karno (GBK) ke Jakarta International Stadium (JIS) dan konser Day6 yang belum lama ini mengalami perubahan lokasi.

Menurutnya, hal ini seharusnya bisa dihindari jika industri konser musik diposisikan sebagai sektor penting yang memerlukan perencanaan infrastruktur dan dukungan pemerintah sejak awal.

“Kalau kita sebagai promotor dianggap penting, hal-hal seperti pemindahan venue di menit-menit terakhir bisa dicegah. Karena ini bukan cuma soal konser, tapi soal dampak ekonominya,” ujarnya.

Baca juga: Kebiasaan penonton di Indonesia pengaruhi proses bubar konser

Ia menekankan bahwa setiap penyelenggaraan konser besar membawa dampak positif terhadap perekonomian seperti pedagang kaki lima, ojek daring, penyedia penginapan, hingga media dan pelaku UMKM lainnya.

Tidak hanya itu, penyelenggaraan konser juga dinilai turut berkontribusi dari sektor pajak.

Menurut Dino, pemerintah bisa menjadi mitra strategis dengan memberikan dukungan konkret, termasuk dalam hal fasilitas venue.

Baca juga: Menekraf perkuat ekosistem musik dan seni pertunjukan di Merauke

Saat ini, ia menyebut hanya dua stadion yang bisa digunakan untuk konser artis kelas dunia dengan kapasitas di atas 40 ribu, yaitu GBK dan JIS.

“Kalau artis tier 1 datang, kita cuma punya dua pilihan venue. Artinya, fasilitas pun harus benar-benar siap jika kita ingin bersaing dengan negara tetangga,” ujarnya.

Dino menambahkan, APMI berharap ke depan akan terjalin kesamaan visi antara pelaku industri dan pemerintah agar Indonesia bisa menjadi salah satu pusat pertunjukan musik terbesar di Asia.

“Industri ini punya kekuatan besar. Kami berharap bisa terus didukung dan dilihat sebagai bagian penting dari pembangunan ekonomi kreatif nasional,” katanya.

Baca juga: Regulasi perizinan satu pintu konser musik masuk tahap finalisasi

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |