Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus dikabarkan dirawat di rumah sakit karena penyakit pneumonia di kedua paru-parunya, pada Kamis (20/2).
Kondisi ini memberikan dampak yang mengkhawatirkan di usianya yang sudah 88 tahun ini. Namun, apa sebenarnya penyakit pneumonia itu sendiri?
Melansir dari situs Alodokter, Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Kondisi ini umumnya ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, atau demam.
Pneumonia biasanya cepat memburuk bila terjadi pada bayi, anak-anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Pneumonia menyebabkan alveoli, yaitu kantung udara kecil di paru-paru, dipenuhi oleh cairan atau nanah. Akibatnya, penderitanya mengalami kesulitan bernapas.
Oleh karena itu, pneumonia juga dikenal sebagai "paru-paru basah" karena akumulasi cairan dalam paru-paru yang terjadi selama infeksi.
Baca juga: Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit karena pneumonia
Penyebab pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme yang masuk ke dalam paru-paru melalui udara atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Berikut adalah beberapa penyebab utama pneumonia:
1. Infeksi bakteri
Bakteri adalah penyebab umum pneumonia, di antaranya:
- Streptococcus pneumoniae
- Mycoplasma pneumoniae
- Chlamydophila pneumoniae
- Legionella pneumophila
2. Infeksi virus
Beberapa jenis virus juga dapat menyebabkan pneumonia, seperti:
- Rhinovirus
- Virus Corona
- Virus Influenza
- Human Metapneumovirus (HMPV)
- Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Baca juga: Kemenkes: Kenali pneumonia melalui "BaNaNa"
3. Infeksi jamur
Pneumonia akibat jamur lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa jenis jamur penyebab pneumonia meliputi:
- Pneumocystis jirovecii
- Coccidioidomycosis
- Histoplasmosis
- Cryptococcus
Faktor risiko pneumonia
Siapa saja bisa mengalami pneumonia, tetapi ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi, yaitu:
- Bayi atau anak usia di bawah 2 tahun
- Lansia berusia 65 tahun ke atas
- Pasien di rumah sakit, terutama yang menggunakan ventilator
- Penderita penyakit kronis seperti asma, PPOK, atau penyakit jantung
- Orang dengan gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan menelan, seperti penderita stroke atau demensia
- Perokok aktif maupun pasif, pecandu alkohol, atau pengguna narkoba
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemoterapi, HIV/AIDS, atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang
- Pasien yang menjalani cuci darah secara rutin.
Baca juga: Dokter paru: Penyebab Barbie Hsu meninggal patut ditelusuri
Gejala pneumonia
Tingkat keparahan gejala pneumonia dapat bervariasi tergantung pada penyebab infeksi dan kondisi kesehatan penderita. Beberapa gejala umum pneumonia meliputi:
- Demam tinggi, berkeringat, atau menggigil
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Batuk kering atau berdahak berwarna hijau
- Nyeri dada atau perut, terutama saat batuk atau menarik napas dalam
- Sakit kepala
- Denyut jantung cepat
- Mual atau muntah
- Diare
- Nyeri otot
- Hilang nafsu makan
- Kelelahan ekstrem
Pada lansia dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala yang muncul mungkin berbeda. Mereka dapat mengalami suhu tubuh yang lebih rendah dari normal atau mengalami linglung dan gangguan dalam berpikir.
Pneumonia adalah penyakit peradangan paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko pada bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Mengetahui penyebab, faktor risiko, dan gejala pneumonia sangat penting agar diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan lebih awal. Jika Anda atau orang di sekitar mengalami gejala pneumonia, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca juga: Pneumonia bisa memberat karena kurang istirahat
Baca juga: Etana kembangkan vaksin pneumonia untuk kendalikan penyakit menular
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025