Apa benar setan dibelenggu saat Bulan Ramadhan? Ini penjelasannya

7 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Bulan Ramadhan selalu disambut dengan suka cita oleh umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi bulan penuh berkah dan ampunan, terdapat keyakinan bahwa setan dibelenggu selama Ramadhan. Banyak yang percaya bahwa godaan maksiat berkurang karena setan dikurung. Namun, kenyataannya masih ada orang yang tergoda melakukan perbuatan dosa.

Fenomena ini menimbulkan berbagai pemahaman mengenai makna setan yang dibelenggu. Beberapa ulama menjelaskan bahwa setan memang tidak bisa bebas menggoda manusia seperti di bulan-bulan lainnya, tetapi hawa nafsu tetap menjadi tantangan utama. Untuk memahami lebih dalam, berikut penjelasannya.

Baca juga: Keutamaan sedekah takjil untuk orang berpuasa saat bulan Ramadhan

Hadis tentang setan yang dibelenggu

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Ketika bulan Ramadhan tiba, setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini sering menjadi rujukan utama dalam pembahasan mengenai setan yang dibelenggu saat Ramadhan. Namun, jika setan benar-benar dibelenggu, mengapa masih ada orang yang melakukan maksiat selama bulan suci ini?

Para ulama memberikan berbagai tafsiran mengenai makna dari hadis tersebut agar tidak disalahpahami secara harfiah.

Baca juga: Adab yang perlu diperhatikan saat berbuka puasa bersama

Makna "setan dibelenggu" menurut para Ulama

1. Setan tidak bebas menggoda manusia

Menurut Al-Hafidh Ibnu Hajar, makna "setan dibelenggu" adalah bahwa mereka tidak memiliki keleluasaan untuk menggoda manusia sebagaimana di bulan-bulan lainnya. Ini terjadi karena kaum Muslimin lebih sibuk dengan berbagai ibadah, seperti puasa, salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berzikir. Kesibukan dalam ketaatan inilah yang membuat pengaruh setan menjadi lebih lemah.

2. Setan dalam bentuk manusia masih ada

Al-Jazairi menjelaskan bahwa istilah "setan" tidak hanya merujuk pada golongan jin, tetapi juga mencakup manusia yang mengajak kepada kemaksiatan. Dengan demikian, meskipun setan dari golongan jin dibelenggu, setan dalam bentuk manusia masih bisa berperan dalam menyesatkan orang lain.

3. Hawa nafsu tetap menjadi tantangan

Selain godaan setan, manusia juga memiliki dorongan hawa nafsu yang bisa mendorong mereka kepada perbuatan dosa. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Yusuf ayat 53:

"Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan."

Oleh karena itu, meskipun setan dibelenggu, hawa nafsu tetap menjadi tantangan utama yang harus dikendalikan oleh setiap individu.

Setan yang dibelenggu bukan berarti manusia otomatis terhindar dari perbuatan dosa. Justru, bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu dan menjauhi maksiat. Dengan meningkatkan ibadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, kita dapat menjadikan Ramadhan sebagai waktu untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga: Puasa sah tapi pahala hilang? Ini hukum mendengarkan musik saat puasa

Baca juga: Keutamaan memberi makanan berbuka untuk orang yang berpuasa

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |