Angka stunting di Mataram NTB turun menjadi 6,7 persen

2 months ago 19
Dengan capaian 6,7 persen di bulan Mei, kami optimistis target lima persen di akhir 2025 bisa tercapai

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan, angka kasus stunting di Mataram sampai bulan Mei 2025 turun menjadi 6,7 persen atau sekitar 1.600 kasus dari 7,6 persen atau sekitar 1.900 kasus stunting pada balita.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram Jumat,mengatakan, penurunan angka stunting tersebut dinilai cukup bagus sehingga pihaknya optimistis target lima persen hingga akhir tahun 2025 bisa tercapai.

Baca juga: Pemkab Lombok Utara luncurkan program Posyandu Stunting

"Dengan capaian 6,7 persen di bulan Mei, kami optimistis target lima persen di akhir 2025 bisa tercapai," katanya.

Guna mencapai target tersebut, Dinkes Kota Mataram telah melakukan berbagai upaya termasuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait baik dari lembaga pemerintah maupun swasta.

Selain itu, salah satu langkah baru yang dilaksanakan Dinkes untuk penanganan stunting adalah dengan pemberian tambahan suplemen untuk mempercepat lagi tumbuh kembang anak.

Pemberian suplemen tersebut salah satu solusi untuk anak-anak stunting yang orang tuanya mengaku kesulitan memberikan anak mereka makan.

Baca juga: NTB komitmen turunkan angka stunting hingga 14 persen

Meskipun dipaksa, anak-anak yang dengan karakter tertentu ada yang tidak mau makan sama sekali kendati dalam jumlah sedikit.

"Karena itu, kami akan coba memberikan mereka suplemen yang memiliki varian rasa disukai anak-anak, agar anak-anak mau makan," katanya.

Dari hasil evaluasi, katanya, dengan pemberian tambahan suplemen tersebut, upaya penanganan stunting yang biasa dilakukan tiga bulan berkurang menjadi 2 bulan sudah bisa terlihat hasil.

Baca juga: NTB optimis penuhi target penurunan stunting 14 persen

Selain itu, katanya, program orang tua asuh untuk balita stunting hingga kini juga masih berjalan.

Kemudian upaya-upaya pencegahan dari hulu bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), PKK, Dharma Wanita, serta organisasi perempuan lainnya, terus dilakukan guna mencegah ada kasus baru.

Upaya pencegahan dari hulu dilakukan dengan edukasi kesehatan remaja dan penanganan ibu hamil, serta intervensi gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak.

"Kami berharap, upaya terus dilaksanakan guna mencapai target lima persen penurunan stunting tahun 2025," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |