Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Achmad Ru’yat menegaskan pentingnya keberadaan ahli gizi di setiap dapur pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai penjamin mutu makanan yang disajikan kepada masyarakat, terutama pelajar.
"Saya ingin memastikan bahwa program prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto tentang Makan Bergizi Gratis sukses dengan memastikan bahwa setiap SPPG ada ahli gizi yang memastikan makanan itu aman, sehat, layak konsumsi, dan tentu bergizi,” ujar Ru'yat seperti dikutip di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, keberadaan ahli gizi adalah kunci agar program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu dapat berjalan sesuai tujuan besarnya, yakni peningkatan kualitas gizi masyarakat. Dia menilai standar makanan yang aman, sehat, layak konsumsi, dan bergizi tidak boleh dinegosiasikan.
Baca juga: Menko Pangan: Penyelenggaraan MBG wajib perlu profesi ahli gizi
Oleh karena itu, ia menuntut agar setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib memiliki tenaga ahli gizi yang bertugas memastikan seluruh proses penyiapan makanan memenuhi kaidah kesehatan.
Ia menyampaikan sejumlah perguruan tinggi telah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang gizi, siap dilibatkan untuk memperkuat pelaksanaan program.
Ru’yat secara khusus menyebut IPB serta akademi-akademi gizi di berbagai provinsi sebagai lembaga yang dapat menjadi pemasok SDM profesional bagi pemerintah.
Melalui penguatan tenaga ahli di tingkat pelaksana, Ru’yat berharap kualitas program dapat terjaga dan tujuan peningkatan gizi masyarakat dapat tercapai secara merata.
Ia menilai tanpa dukungan SDM ahli, program besar seperti MBG berisiko tak optimal meski memiliki dukungan anggaran dan desain kebijakan yang kuat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis memerlukan profesi ahli gizi.
Baca juga: Kepala BGN: Gaji tenaga ahli gizi hingga akuntan MBG cair pekan ini
Baca juga: Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan
"MBG tetap dan harus, wajib, perlu profesi ahli gizi dalam penyelenggaraannya. Perlu ahli gizi, karena diukur nanti," ujar Zulhas dalam konferensi pers di Jakarta.
Menurut dia, kunci agar Indonesia bisa maju tergantung pada sumber daya manusianya (SDM) dan SDM itu akan hebat atau tidak tergantung asupan gizinya. Maka dari itu, MBG penting sekali menentukan.
"Saya ulangi lagi, MBG perlu profesi ahli gizi dalam penyelenggaraan prosesnya itu," katanya.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































