Anggota DPR nilai HGN 2025 momentum tingkatkan kesejahteraan guru

2 weeks ago 14
Kami sangat prihatin karena kenyataannya masih banyak guru yang belum hidup layak

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief memandang peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 sepatutnya menjadi momentum bagi pemerintah agar memperjuangkan kesejahteraan guru secara serius dan berkeadilan.

“Kami sangat prihatin karena kenyataannya masih banyak guru yang belum hidup layak. Mereka tidak sejahtera, bahkan harus bekerja sampingan hanya untuk bertahan hidup. Padahal tanpa guru, tidak ada generasi yang berkualitas dan tidak mungkin bangsa ini maju. Negara harus hadir untuk memastikan para guru hidup sejahtera dan layak,” ujar Habib Syarief di Jakarta, Selasa.

Habib mengungkapkan, pada saat ini masih terdapat guru yang menerima penghasilan sangat rendah, bahkan hanya sekitar Rp 300 ribu per bulan. Kondisi itu merupakan ironi pendidikan nasional.

“Mereka memberikan ilmu dan membentuk masa depan anak-anak kita, tetapi nasib mereka justru dikesampingkan. Ini tidak boleh dianggap wajar. Guru harus mendapatkan kesejahteraan yang manusiawi dan layak,” ujarnya.

Ia memberi sorotan tajam pada ketentuan mengenai hak guru memperoleh penghasilan yang dalam draf RUU hanya menyebut frasa “di atas kebutuhan hidup minimum”. Menurut Habib, frasa tersebut perlu diperbaiki.

“Konsep ‘minimum’ itu sendiri berpotensi menetapkan standar kesejahteraan yang rendah. Seolah negara hanya memastikan guru tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan, tetapi tidak memberi jaminan bahwa mereka bisa hidup layak,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mendorong penambahan frasa “layak” sehingga rumusan tersebut menjadi “memperoleh penghasilan yang layak di atas kebutuhan hidup minimum”. Habib menilai penambahan kata tersebut bukan sekadar persoalan diksi, melainkan juga menjadi penegasan filosofis dan yuridis bahwa profesi guru harus dihargai secara bermartabat.

Baca juga: Wamendikdasmen ajak guru di daerah tingkatkan kompetensi

“Penambahan frasa ‘layak’ memberikan landasan hukum yang kuat agar kesejahteraan guru tidak lagi dipinggirkan, tetapi menjadi prioritas fundamental dalam pembangunan pendidikan,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti telah menyampaikan pesan untuk tidak menilai dan menghakimi kinerja guru dari angka semata, mengingat tanggung jawab pendidikan yang pertama dan utama adalah orang tua dan keluarga.

Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyampaikan pesan tersebut dalam pidato upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang diselenggarakan di Kota Surabaya, Jawa Timur.

“Jangan hanya menilai kinerja dan menghakimi mereka dari angka-angka. Sejatinya, tanggung jawab pendidikan yang pertama dan utama adalah orang tua dan keluarga. Berilah kesempatan para guru membantu mendidik anak-anak dengan cara terbaik, perbaiki komunikasi, kerja sama, dan saling menghargai,” kata Mendikdasmen.

Menurutnya, guru adalah agen pembelajaran dan peradaban karena mengemban tugas profetik mencerdaskan, membangun nalar kritis, hati yang jernih, dan akhlak mulia.

Baca juga: Kiat bagi guru jaga kesehatan mental di tengah tuntutan pekerjaan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |