Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah menguatkan langkah pencegahan penyakit cacingan melalui para kader posyandu, bidan, dan perangkat desa.
“Kasus ini menunjukkan lemahnya deteksi dini. Upaya pencegahan harus digalakkan kembali melalui kader posyandu, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)), bidan, dan perangkat desa,” kata Netty dikutip di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dia sampaikan menanggapi kasus meninggalnya seorang balita berusia empat tahun bernama Raya di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Raya meninggal diduga akibat adanya cacing di tubuh balita tersebut.
Baca juga: Ketua DPR harap posyandu di desa lebih proaktif jangkau masyarakat
Menurut Netty, kasus yang menimpa Raya harus menjadi alarm evaluasi bagi sistem kesehatan dan pelindungan sosial nasional. Ia menyampaikan duka cita sekaligus keprihatinan mendalam atas kejadian itu.
Netty juga menyoroti pentingnya langkah dari pemerintah dalam memastikan jaminan pelindungan sosial benar-benar bisa diakses oleh masyarakat miskin, termasuk mereka yang tidak tercatat dalam data penerima manfaat atau tidak memiliki dokumen kependudukan lengkap.
Ia mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan membangun sinergi dengan pemerintah desa agar setiap masalah kesehatan bisa terdeteksi lebih cepat dan ditangani dengan lebih baik.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman menyebutkan bahwa dalam kasus yang menimpa balita di Sukabumi, jenis cacing yang menyebabkan penyakitnya adalah cacing gelang. Jenis cacing itu berukuran paling besar, sehingga bisa dilihat dengan mata biasa dan mudah dikenali dengan ukuran berkisar antara 10–35 cm.
Baca juga: Kasus balita Raya, Pratikno: Setiap anak berhak sehat dan terlindungi
Baca juga: BPJS Kesehatan respons meninggalnya balita di Sukabumi akibat cacingan
"Bila telur infektif tertelan, telur akan menetas menjadi larva di usus halus, kemudian menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu terbawa aliran darah ke jantung dan paru hingga bisa menyebabkan terjadinya Pneumonia, dengan gejala batuk, pilek, tidak sembuh dalam waktu lama, bisa keluar cacing dari hidung dan sesak nafas," katanya.
Untuk penanganan penderita cacingan, lanjutnya, dapat segera berobat ke puskesmas, obatnya gratis disediakan pemerintah, yaitu Albendazol.
Selain itu, pemerintah juga membagikan obat cacing gratis, yang diberikan dua kali dalam satu tahun pada anak usia 1–12 tahun, bersamaan dengan pembagian vitamin di posyandu, atau bersamaan dengan kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.