Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq meminta pemerintah memberikan pendampingan psikologis bagi para korban dalam musibah runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Bantuan trauma healing (penyembuhan trauma) akan sangat membantu korban beserta keluarganya dalam fase pemulihan pascamusibah, termasuk bagi orang tua yang anaknya wafat akibat peristiwa ini,” kata Maman di Jakarta, Kamis.
Dia pun menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas tragedi runtuhnya bangunan musala pesantren itu.
“Semoga Allah memberikan ketabahan dan kesabaran bagi keluarga korban serta civitas pesantren. Juga mengampuni yang wafat, dan memberi kesembuhan bagi yang terluka,” ujar dia.
Berdasarkan data sementara hingga Rabu (1/10) malam, diketahui total korban yang telah dievakuasi mencapai 107 orang, dengan lima di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, puluhan orang lainnya masih diduga tertimbun reruntuhan musala yang ambruk hingga ke lantai dasar. Proses evakuasi pun masih berlangsung dengan melibatkan Basarnas dan tim gabungan.
Maman menekankan pentingnya langkah cepat pemerintah dan instansi, baik dalam proses evakuasi maupun bantuan pemulihan kepada para korban.
Menurut laporan Basarnas, penyebab ambruknya musala Ponpes Al Khoziny dipicu kegagalan struktur bangunan. Dari hasil asesmen, ditemukan bahwa bangunan terdiri atas tiga lantai serta satu lantai atap cor, yang kemudian roboh membentuk tumpukan berlapis yang dikenal sebagai pancake model.
Menyoroti hal tersebut, Maman menegaskan keselamatan santri dan tenaga pendidik harus menjadi prioritas dalam pembangunan fasilitas pendidikan, terutama pondok pesantren.
“Tidak boleh ada kompromi terhadap standar konstruksi dan pengawasan teknis. Nyawa para santri dan pekerja tidak bisa dipertaruhkan,” ucap pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat itu.
Maman berharap proses evakuasi dapat segera menuntaskan pencarian agar seluruh korban bisa ditemukan dan mendapat penanganan yang layak.
Sebelumnya, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar telah menyatakan pihaknya akan memberi perhatian khusus terhadap aspek konstruksi bagi seluruh pondok pesantren, madrasah, maupun lembaga pendidikan lainnya di Indonesia.
Nasaruddin pun menyoroti aspek pembangunan ponpes di Indonesia yang dilakukan secara swadaya oleh pihak pondok dengan bantuan dari santri. Menurutnya, hal tersebut banyak terjadi di Indonesia sehingga berisiko menimbulkan kejadian yang tak diinginkan akibat pengawasan teknis yang kurang optimal.
Ke depan, ia berharap ponpes maupun lembaga pendidikan lain untuk meningkatkan perhatian dalam aspek teknis proses konstruksi.
Baca juga: Anggota DPR serukan audit menyeluruh kelayakan bangunan pesantren
Baca juga: BNPB janjikan pemulihan menyeluruh pascaruntuhnya pesantren Sidoarjo
Baca juga: Dasco sebut DPR berkoordinasi dengan pemerintah atasi ponpes ambruk
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.