Wagub Gorontalo terus pantau penyaluran MBG

2 hours ago 1
Sebagus apapun makanan, kalau tidak diawali dengan cuci tangan, bisa menyebabkan sakit perut

Gorontalo (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie terus memantau penyaluran makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Penyaluran MBG di sekolah-sekolah terus menjadi perhatian serius saya," kata Idah di Gorontalo, Kamis.

Ia mengunjungi Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Tibawa untuk memantau langsung penyaluran MBG kepada para siswa, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan tim Satgas MBG.

Pemantauan secara menyeluruh mulai dari proses penurunan makanan dari mobil, pengangkutan ke dalam ruangan, hingga pembagian kepada siswa.

Baca juga: SAS: Program MBG misi peradaban masa depan Indonesia

"Saya mencatat beberapa hal penting yang perlu diperbaiki dalam penyaluran MBG oleh SPPG sebagai pengelola. Saya melihat hari ini, mohon maaf, mobil pengangkut belum sesuai standar operasional prosedur (SOP)," katanya.

Makanan tidak boleh berada dalam satu ruangan dengan supir tanpa adanya pemisah. Lebih tepat menggunakan mobil box agar tetap higienis.

Selain itu, ia mengatakan mendapat informasi bahwa makanan kadang diletakkan di karpet.

"Hal ini tidak diperbolehkan, makanan harus ditempatkan di atas meja agar terhindar dari kontaminasi," katanya.

Baca juga: Saripah dapat berkah MBG, ibu kerja di dapur & anak dapat asupan gizi

Dari sisi menu, Wagub mencatat beberapa perbaikan yang diperlukan. Seperti buah salak yang disertakan, meski sudah dicuci, dinilai kurang tepat jika dimasukkan dalam ompreng karena rawan terbuka dan dimasuki serangga.

Porsi sayur dan lauk seperti tempe dan ikan tuna juga masih perlu ditingkatkan agar asupan gizi anak lebih seimbang.

Idah juga mengingatkan pentingnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.

Tak lupa Idah juga mencicipi langsung menu MBG sebelum dibagikan ke siswa-siswi.

Baca juga: Pakar UMY: Usulan UU MBG jamin keberlanjutan program gizi anak

Menurutnya sebagus apapun makanan, kalau tidak diawali dengan cuci tangan, bisa menyebabkan sakit perut.

"Jadi kebersihan diri anak-anak juga sangat penting," katanya.

Meski memberikan beberapa catatan, Wagub juga menemukan hal positif. Seperti nasi yang disajikan dinilai lembut dan berkualitas baik.

Program MBG dinilai sangat membantu anak-anak, khususnya yang belum sempat sarapan di rumah.

"Makanan untuk anak-anak harus benar-benar diperhatikan. Kita anggap mereka seperti anak kita sendiri, sehingga yang diberikan pun harus yang terbaik. Kalau makanan habis, berarti anak-anak suka. Kalau banyak tersisa, itu tandanya perlu dievaluasi lagi," katanya pula.

Sebagai Ketua Satgas MBG Provinsi Gorontalo, Idah juga berdialog langsung dengan siswa mengenai menu makanan yang disukai maupun tidak disukai, serta memantau apakah makanan habis disantap atau masih tersisa.

Di SD Negeri 6 Tibawa, tercatat sebanyak 195 siswa dari kelas 1 hingga 6 mengikuti program MBG. Kegiatan makan dimulai pukul 09.00 Wita.

Baca juga: BGN: Seluruh SPPG harus miliki sertifikat HACCP terakreditasi KAN

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |