Analis: Perlu fundamental ekonomi domestik kuat agar IHSG rebound

3 hours ago 2
Dengan strategi yang tepat, investor masih dapat menemukan peluang di tengah volatilitas pasar yang tinggi

Jakarta (ANTARA) - Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan diperlukan fundamental perekonomian domestik yang kuat untuk membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak menguat (rebound).

Seiring dengan itu, lanjutnya, juga perlu didukung faktor eksternal, seperti stabilitas perekonomian global dan kepastian arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

"Jika faktor-faktor ini dapat berkontribusi positif, maka pemulihan IHSG akan lebih berkelanjutan," ujar Hendra kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Pada perdagangan hari ini, Rabu, ia memproyeksikan IHSG akan menguat terbatas dengan menguji area resistance di level 6.440, dengan pergerakan di rentang 6.270 sampai 6.440.

"Hal ini menjadi kesempatan bagi investor untuk mencermati saham-saham berfundamental kuat yang masih undervalued, Dengan strategi yang tepat, investor masih dapat menemukan peluang di tengah volatilitas pasar yang tinggi," ujar Hendra.

Dengan adanya stimulus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa kemudahan buyback saham tanpa perlu rapat umum pemegang saham (RUPS) ditambah penundaan perdagangan short selling, menurutnya, langkah itu akan memberikan stabilitas bagi pasar dalam jangka pendek.

Ia menyebut kebijakan itu bertujuan untuk menjaga psikologis investor agar tidak panik dalam menghadapi tekanan dari tingkat global yang cukup kuat.

"Meski demikian, efektivitasnya masih akan diuji oleh sentimen eksternal yang lebih dominan," ujar Hendra.

Hendra menjelaskan faktor tingkat global telah memperburuk sentimen terhadap pelaku pasar, diantaranya ketidakpastian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, serta perlambatan ekspansi sektor manufaktur AS.

Ia menyebut, dampak dari ketegangan itu tidak hanya dirasakan oleh pasar saham Indonesia, namun juga meliputi bursa di kawasan Asia, Eropa, serta AS yang kompak mengalami pelemahan.

"Hal ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, yang turut menyeret turun pasar saham domestik," ujar Hendra.

Trump telah mengumumkan dimulainya tarif 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, dan rencana untuk menaikkan tarif impor China dari 10 persen menjadi 20 persen.

Selain itu, Trump juga mengonfirmasi bahwa tarif pada Meksiko, Kanada, dan China akan berlaku sesuai rencana, tanpa ruang lebih lanjut untuk negosiasi.

Di sisi lain, China dilaporkan sedang mempersiapkan tindakan balasan tarif, yang berpotensi menargetkan ekspor pertanian AS, serta meningkatkan prospek tarif bales dendam.

Baca juga: OJK: Belum ada penundaan IPO meskipun pasar saham tengah tertekan

Baca juga: OJK: Pasar saham domestik melemah di tengah sentimen ekonomi global

Baca juga: IHSG ditutup melemah mengikuti bursa kawasan Asia

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |