Jakarta (ANTARA) - Akademisi Teknik Sipil Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menilai transportasi perintis memiliki peran sentral dalam upaya pemulihan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Transportasi perintis memiliki peran sentral dalam pemulihan, khususnya karena mampu menjangkau desa-desa atau wilayah terpencil yang jalur utamanya terputus, terutama akibat kerusakan jembatan dan jalan yang parah,” kata Djoko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Transportasi perintis sendiri adalah layanan angkutan yang dibuka untuk melayani daerah-daerah yang secara komersial belum menguntungkan atau belum terjangkau oleh layanan transportasi reguler.
Djoko mengatakan, ketika 52 Pemerintah Daerah (Pemda) terdampak bencana alam, pemberian transportasi perintis, baik untuk orang maupun barang, akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam fase tanggap darurat, transisi, hingga pemulihan.
“Transportasi perintis ini beroperasi setelah jaringan jalan dan jembatan terhubung, sementara ekonomi belum membaik, sehingga diperlukan transportasi perintis sampai ekonomi mereka pulih di 52 pemda,” ujar dia.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 5958 Tahun 2024 tentang Penetapan Jaringan Trayek Angkutan Jalan Perintis Tahun 2025, ketiga provinsi di Sumatera yang terdampak bencana telah memiliki basis jaringan transportasi perintis yang mapan.
Secara keseluruhan, terdapat 28 trayek angkutan jalan perintis yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Jaringan ini dapat segera diaktifkan dan dioptimalkan untuk mendukung mobilitas pascabencana.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan harga di daerah pedalaman, Djoko menilai bahwa layanan angkutan barang perintis harus disediakan guna memastikan pasokan barang pokok tetap tersedia dan biaya logistik tidak melonjak.
Selain itu, untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di 52 pemda terdampak, Djoko menilai perlu dipertimbangkan penyediaan layanan angkutan gratis bagi warga yang mencakup Angkutan Perkotaan, Angkutan Pedesaan dan Angkutan Antar Kota.
“Penyediaan angkutan umum gratis akan memulihkan mobilitas warga untuk kembali bekerja, bersekolah, mengakses ke pasar, dan mengangkut hasil bumi tanpa terbebani biaya transportasi, sehingga mempercepat pemulihan ekonomi lokal,” kata Djoko.
Bus perintis, lanjutnya, dapat digunakan sebagai angkutan sekolah sementara bagi siswa yang sekolahnya rusak atau yang jalur angkutan regulernya terhenti.
“Begitu juga untuk akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang tersisa. Layanan perintis yang stabil memberikan rasa aman dan normalisasi bagi masyarakat terdampak, menunjukkan kehadiran dan kepedulian pemerintah, serta membantu mengurangi trauma dan kecemasan pasca bencana,” kata Djoko.
“Oleh sebab itu, mulai sekarang perlu direncanakan dan mendapat alokasi anggaran dampak bencana alam,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Kemenhub pulihkan layanan transportasi akibat bencana Sumatera-Aceh
Baca juga: Prabowo pacu penyelesaian bailey demi buka akses desa terisolir
Baca juga: Warga Maninjau Agam perbaiki jembatan darurat menuju nagari tetangga
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































