Lebak (ANTARA) - Akademisi, Mochamad Husen menyatakan pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) harus segera dimulai di masyarakat, terutama sekolah-sekolah untuk mewujudkan generasi pintar dan sehat.
"Kita menilai program CKG yang digagas Presiden Prabowo Subianto cukup bagus untuk memperkuat sumber daya manusia yang unggul dan siap menuju Indonesia Emas 2045," kata Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Latansa Mashiro (Unilam) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Senin.
Pemeriksaan CKG perlu sinergisitas dukungan semua elemen, mulai pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten hingga tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan pemuka agama, sebab bangsa ini harus dikelola oleh generasi yang pintar dan sehat, baik secara jasmani maupun rohani, secara mental dan spiritual.
Baca juga: Kemenkes siapkan pemeriksaan lanjutan CKG untuk 52 persen siswa SR
Oleh karena itu, para siswa, yang akan dilakukan CKG pada 1 Agustus 2025 di seluruh sekolah, baik yang di bawah naungan Kemendikdasmen maupun Kemenag, harus berjalan sukses.
Pemeriksaan kesehatan gratis merupakan langkah awal untuk membangun generasi yang berkualitas menuju Indonesia Emas. Karena itu, semua lembaga pendidikan harus melaksanakan CKG agar kualitas dan produktivitasnya bagus.
"Kita berharap program CKG berjalan, karena manfaatnya cukup besar guna membangun bangsa ini," katanya.
Menurut dia, program CKG harus dilakukan di seluruh sekolah dari kota hingga ke pelosok desa, bahkan ke depan bisa masuk ke kampus - kampus, baik negeri maupun swasta.
Program CKG untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dan menjadikannya sejajar dengan negara - negara maju lainnya dalam menyediakan layanan kesehatan yang setara bagi seluruh warga negara.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan gratis dapat meningkatkan derajat kesehatan anak - anak bangsa hingga usia harapan hidup (UHH) lebih panjang.
Program ini mencakup berbagai jenis pemeriksaan, seperti skrining kesehatan, pemeriksaan jantung, berat badan, pemeriksaan gigi, telinga, tes darah, dan deteksi faktor risiko penyakit.
Baca juga: Anggota DPR sambut baik CKG di sekolah, pastikan kesiapan fisik siswa
Baca juga: CKG siswa sekolah langkah awal bangun generasi muda Indonesia
Jika teridentifikasi positif mengidap penyakit tidak menular (PTM), seperti jantung, darah tinggi, diabetes melitus bisa menjalani pengobatan rutin lanjutan di rumah sakit.
Pemeriksaan CKG ini dalam upaya untuk mencegah agar masyarakat tidak terkena risiko penyakit yang berbahaya di kemudian hari, serta untuk menghindari adanya komplikasi.
"Kami minta masyarakat dan para siswa dapat memanfaatkan program CKG itu guna mengetahui deteksi risiko penyakit," katanya.
Kementerian Kesehatan menargetkan 52 juta murid sekolah dalam Program CKG pada tahun 2025.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.