AI rambah perangkat elektronik konsumen, ubah cara hidup sehari-hari

1 week ago 5

Berlin (ANTARA) - Fiksi ilmiah melangkah keluar dari layar film dan masuk ke dalam rumah pada ajang pameran teknologi Jerman IFA Berlin tahun ini, salah satu pameran elektronik konsumen dan peralatan rumah tangga terbesar di dunia, yang ditutup pada Selasa (9/9).

Merek-merek global, termasuk Haier, Hisense, Bosch, dan Siemens, memperkenalkan peralatan rumah tangga yang dilengkapi dengan fitur suara yang merespons perintah manusia.

Mesin cuci yang mengenali noda, oven yang menyarankan resep, dan lemari es yang bisa dibuka hanya dengan ketukan, semuanya menunjukkan satu tren bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sedang mengubah tugas rumah tangga menjadi pekerjaan yang dapat diselesaikan hanya dengan kata atau gerakan sederhana.

Mitra cerdas

"AI bukan lagi sekadar tambahan, tetapi telah menjadi bagian dari DNA suatu produk, sebuah 'mitra cerdas' yang autentik bagi manusia," kata Daniel Sun, chief technology officer TCL Industries, dalam wawancara dengan Xinhua.

Dia mengatakan pengadopsian AI akan mendorong kemajuan dalam pengenalan gambar dan pemrosesan bahasa alami.

Dua orang pengunjung berinteraksi dengan anjing robot di IFA Berlin 2025, Jerman, pada 5 September 2025. (Xinhua/Zhang Haofu)

Di antara berbagai inovasi yang paling menarik perhatian adalah NexLawn, sebuah robot perawatan halaman pintar yang menyerupai kendaraan konstruksi mini. Dilengkapi dengan sensor canggih dan lengan teleskopik, robot ini memotong rumput, mencabut rumput liar, mengumpulkan daun, dan bahkan menyapa hewan peliharaan.

"Perangkat pintar kini melampaui fungsi dasar dan tugas-tugas terpisah," kata Li Jian, chief product officer di NexLawn. "Didukung oleh persepsi AI dan pengambilan keputusan berbasis algoritmik, mesin kini dapat memahami lingkungan sekitar serta berinteraksi dengan cara yang lebih intuitif dan mirip manusia."

Hasilnya, semakin banyak konsumen yang menyerahkan tugas-tugas berulang dan memakan waktu seperti pekerjaan rumah tangga dan perawatan halaman kepada robot. "Dengan begitu, mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang terkasih, menikmati hidup, dan terhubung dengan alam."

Gawai generasi selanjutnya

Pameran tahun ini juga menyoroti inovasi-inovasi berbasis AI yang melampaui peralatan rumah tangga konvensional.

Sebuah robot penyedot debu dengan lengan mekanis mengambil ponsel dari celah sempit, sementara robot tenis mengembalikan pukulan dengan presisi. Kacamata pintar yang dilengkapi kamera dan algoritma mampu mengabadikan foto, serta menawarkan pengenalan gambar dan melakukan penerjemahan instan.

Seorang pengunjung berjabat tangan dengan robot humanoid di IFA Berlin 2025, Jerman, pada 5 September 2025. (Xinhua/Zhang Haofu)

Perawatan hewan peliharaan menjadi fokus lainnya.

Penyedia solusi konektivitas uCloudlink meluncurkan PetPhone, sebuah perangkat yang dapat dikenakan (wearable) yang memungkinkan hewan peliharaan melakukan panggilan kepada pemiliknya.

CEO uCloudlink Chen Chaohui mengatakan perangkat ini menggunakan AI untuk mempelajari pola perilaku hewan peliharaan dan memberikan peringatan kesehatan secara waktu nyata (real-time) saat aktivitas abnormal terdeteksi.

"AI akan semakin membentuk masa depan perawatan hewan peliharaan, mulai dari pemantauan kesehatan hingga pengenalan emosi dan layanan yang dipersonalisasi," ujar Chen.

"Teknologi pintar tidak hanya meningkatkan cara kita merawat hewan, tetapi juga memperdalam ikatan emosional antara manusia dan hewan peliharaan mereka, sekaligus mempermudah kehidupan sehari-hari."

Kekhawatiran semakin meningkat

Dengan semakin membanjirnya produk AI di pasar, para pakar industri juga memperingatkan soal risiko-risiko yang ada.

Dua orang pengunjung mempelajari caa kerja mesin cuci di area pameran Hisense di IFA Berlin 2025, Jerman, pada 5 September 2025. (Xinhua/Zhang Haofu)

Seorang juru bicara dari produsen drone China, DJI, menyoroti kekhawatiran tentang otomatisasi yang berlebihan dan keseragaman produk, menekankan bahwa AI seharusnya memfasilitasi ekspresi yang dipersonalisasi, bukan menciptakan "hasil yang seragam" atau "produk instan yang sudah jadi." Dia juga menyebutkan bahwa algoritma cerdas sangat bergantung pada perangkat keras berkualitas tinggi dan data yang andal.

Axel Kniehl, direktur eksekutif pemasaran dan penjualan di produsen peralatan rumah tangga Jerman Miele, mengatakan bahwa saat ini mulai muncul fenomena "kelelahan AI" (AI fatigue), di mana banyak produk dipasarkan sebagai berbasis AI namun sebenarnya tidak memiliki kemampuan AI yang nyata. "Stiker AI ada di mana-mana," ungkapnya.

Kniehl menekankan bahwa hal yang paling penting adalah apakah teknologi tersebut benar-benar meningkatkan kualitas hidup konsumen, karena teknologi harus melayani manusia, bukan melayani teknologi itu sendiri.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |