Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengemukakan model proteksi pembangunan Giant Sea Wall di kawasan Pantura Jawa disesuaikan dengan kondisi geografis masing-masing wilayah.
Hal itu disampaikan, seusai AHY melaporkan gambaran utuh dan detail target investasi program tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
"Saya bersama Laksamana Didit selaku Kepala Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa dan tim tadi menghadap Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk mendapatkan arahan sekaligus kami melaporkan sejumlah progres dalam perencanaan pembangunan Giant Sea Wall," katanya.
Pada kawasan yang mengalami penurunan tanah (land subsidence) parah, kata AHY, dibutuhkan tanggul laut yang dibangun beberapa kilometer dari garis pantai.
Namun, di daerah dengan kondisi sedang, cukup dilakukan penguatan tanggul pantai untuk mencegah bencana.
Sementara itu, untuk kawasan yang relatif masih baik, rehabilitasi mangrove dinilai sebagai opsi paling efektif dan efisien.
“Jadi akan ada kombinasi antara tanggul laut, tanggul pantai, dan mangrove sesuai kebutuhan masing-masing daerah,” kata AHY.
Ia menambahkan, pemerintah akan melengkapi kajian sebelum menetapkan langkah teknis maupun skema investasi proyek strategis tersebut.
AHY menyebut, proyek ini berpotensi melibatkan investasi dari dalam maupun luar negeri.
“Ada (investasi,red) dalam dan luar negeri, sejumlah negara. Tentu kita sedang pertimbangkan masak-masak semuanya,” ujarnya.
Ia menyebut pembangunan tanggul raksasa itu menjadi proyek proteksi yang sangat esensial, bertujuan menyelamatkan jutaan masyarakat pesisir dari ancaman banjir rob dan penurunan tanah yang semakin parah.
“Kita ingin melindungi masyarakat Pantura yang setiap saat terancam bencana, sekaligus menjaga kawasan industri strategis serta kawasan ekonomi khusus yang banyak tersebar di pantai utara Jawa,” katanya.
AHY menilai pembentukan Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa menjadi akan fokus pada penyusunan master plan hingga eksekusi pembangunan, dengan koordinasi langsung bersama Kemenko Infrastruktur.
Proyek lintas provinsi ini akan digelar dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, serta melibatkan berbagai kabupaten/kota di sepanjang Pantura.
Pemerintah berharap, selain menjadi tameng bagi warga pesisir, pembangunan Giant Sea Wall juga dapat menjamin keberlangsungan kawasan industri yang menopang perekonomian nasional.
Pewarta: Andi Firdaus, Fathur Rochman
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.