Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mendorong keterlibatan perempuan dalam upaya-upaya penanganan bencana untuk mewujudkan penanggulangan bencana yang inklusif.
"Kita mendorong keterlibatan perempuan. Perempuan tidak hanya sebagai obyek semata ya, yang dianggap kelompok rentan, ternyata dia juga memiliki peran yang luar biasa dalam penanganan bencana, bahkan juga punya inisiatif-inisiatif untuk melakukan pencegahan bencana," kata Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Titi Eko Rahayu di Jakarta, Jumat.
Upaya ini penting mengingat kerentanan perempuan dan anak untuk mengalami kekerasan dan eksploitasi dalam situasi bencana, semakin besar.
"Dalam situasi bencana, kerentanan perempuan dan anak mengalami kekerasan, mengalami eksploitasi semakin besar ya, sehingga kemudian tentu kita harus memastikan bahwa ada ruang aman, ada rasa aman ketika dalam situasi bencana," kata Titi Eko Rahayu.
Baca juga: KPPPA ajak perkuat perlindungan perempuan-anak dalam situasi darurat
Titi Eko Rahayu mencontohkan praktik baik yang mendukung upaya perlindungan bagi perempuan dan anak di situasi bencana, yakni saat gempa Sulawesi Tengah 2018.
Ketika itu, pemerintah daerah bersama lembaga kemanusiaan mendirikan Ruang Ramah Perempuan dan Anak (RPPA) di lokasi pengungsian. Ruang ini memberikan perlindungan, konseling, layanan kesehatan reproduksi, serta aktivitas bermain untuk anak-anak.
Kemudian pada saat tsunami Aceh 2004, KemenPPPA berkolaborasi dengan UNICEF dan beberapa LSM membangun Children's Center.
Baca juga: KPPPA ajak perkuat perlindungan perempuan-anak dalam situasi darurat
"Fokusnya tidak hanya untuk anak-anak ya, tapi kita namakan Children's Center, itu juga memberikan ruang untuk anak-anak berekspresi, perempuan, lansia juga melakukan aktivitas sehingga mereka bisa cepat pulih pada situasi bencana," kata Titi Eko Rahayu.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.