Jakarta (ANTARA) - Presiden Industri Energi Asia ABB Anders Maltesen mengatakan bauran energi terbarukan (EBT) Indonesia yang didorong oleh tenaga surya, tenaga air, dan panas bumi, akan bergantung pada solusi efisiensi energi untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi sumber daya alam negara ini.
“Transisi menuju energi hijau membutuhkan waktu dan investasi, tetapi mengurangi emisi dari sumber bahan bakar yang ada merupakan langkah penting untuk menjembatani kesenjangan guna mengurangi dampak lingkungan sekaligus membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih,” ujar Maltesen pada temu media yang digelar di Jakarta, Selasa.
Sejalan dengan fokus pemerintah pada efisiensi energi sebagai pendorong utama pertumbuhan berkelanjutan, Maltesen mengatakan rangkaian solusi otomasi, elektrifikasi, dan digital ABB akan berperan penting dalam membantu industri mengoptimalkan penggunaan energi dan meningkatkan efisiensi energi.
“Kami memiliki sejarah panjang di Indonesia dan akan terus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama di seluruh ekosistem industri energi untuk mendorong kemajuan dalam membangun masa depan yang berkelanjutan melalui adopsi teknologi industri terkini,” ujar dia.
Ia pun menilai, Indonesia masih sangat bergantung pada hidrokarbon dalam bauran energinya.
Seiring dengan transisi energi yang berlangsung, upaya untuk menekan jejak karbon dari sumber energi saat ini menjadi semakin penting, sekaligus mengatasi tantangan aksesibilitas dan keamanan energi di beberapa wilayah.
Sepanjang tahun 2024, ABB Energy Industries turut memodernisasi fasilitas energi, baik yang berbasis bahan bakar fosil maupun energi terbarukan, dengan mengintegrasikan sistem otomasi canggih.
Pembaruan ini difokuskan untuk meningkatkan keandalan pembangkit listrik, memperluas akses pasokan energi, serta meminimalkan gangguan teknis, demi menciptakan infrastruktur energi yang lebih efisien dan tangguh.
Menurut Wakil Presiden Energy Industries Asia Tenggara ABB Abhinav Harikumar, penerapan teknologi ini menjadi kunci dalam membangun sektor energi yang lebih kuat, yang mampu mendorong pertumbuhan serta mencapai target keberlanjutan bagi Indonesia.
Ia melanjutkan, mencapai keseimbangan antara ketahanan energi, keberlanjutan, dan keterjangkauan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi dan kemitraan strategis, baik melalui kerja sama lintas negara, regional, maupun industri.
“Tidak ada solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk semua, tetapi dengan berbagi wawasan dan saling belajar, kita dapat bersama-sama memperkuat bauran energi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Harikumar.
Baca juga: MPR: Transportasi listrik-pengurangan LPG percepat transisi energi
Baca juga: Pertamina NRE kaji proyek baru dari Kenya untuk pengembangan PLTP
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025