8 pasien kolera di Sudan Selatan meninggal dalam perjalanan ke klinik

1 month ago 15

Juba (ANTARA) - Delapan pasien kolera, termasuk lima anak-anak, di Sudan Selatan meninggal dunia dalam perjalanan tiga jam yang melelahkan untuk mendapatkan perawatan medis bagi penyakit kolera.

Insiden ini terjadi menyusul pemangkasan pendanaan yang membuat klinik-klinik lokal terpaksa tutup, menurut satu badan amal global pada Rabu (9/4).

Save the Children, badan amal global untuk anak-anak, melaporkan bahwa lima anak dari daerah terpencil di Akobo County di Sudan Selatan bagian timur, serta tiga orang dewasa, meninggal dunia pada Maret ketika berjalan kaki dari desa mereka untuk mencari pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat di Kota Akobo.

"Harus ada kecaman moral secara global bahwa keputusan yang dibuat oleh orang-orang yang berkuasa di negara lain telah menyebabkan kematian anak-anak hanya dalam hitungan pekan," kata Chris Nyamandi, Direktur Save the Children untuk wilayah Sudan Selatan, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Juba, ibu kota Sudan Selatan.

Para pasien tersebut berjalan kaki di bawah terik sinar matahari, ketika suhu mencapai 40 derajat Celsius, serta tidak memiliki akses air bersih, tempat teduh, atau obat-obatan, ungkap badan amal itu.

"Sangat penting bagi dunia untuk mengetahui bencana kemanusiaan yang terjadi di Sudan Selatan. Di negara ini, empat dari lima orang membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup," tutur Nyamandi.

Kematian para pasien kolera tersebut menjadi salah satu insiden pertama yang berkaitan langsung dengan pemangkasan pendanaan yang diberlakukan saat ini oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump sebelumnya membekukan pendanaan untuk program-program kesehatan global usai dia dilantik pada Januari lalu.

Nyamandi mengungkapkan bahwa andai terjadi pada awal tahun ini, anak-anak dan orang dewasa yang meninggal tersebut akan memiliki akses perawatan medis vital yang dapat menyelamatkan nyawa mereka di salah satu dari 27 fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan kesehatan gratis untuk kondisi-kondisi kritis, seperti malanutrisi dan kolera.

Namun, sayangnya layanan-layanan tersebut kini tidak lagi tersedia akibat pemangkasan bantuan asing tahun ini, dengan tujuh fasilitas ditutup sepenuhnya dan 20 fasilitas lainnya hanya beroperasi sebagian.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |