5 hidangan khas perayaan Hari Waisak, ada lotek hingga nasi lesah

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Setiap perayaan hari besar keagamaan di Indonesia kerap diiringi dengan penyajian hidangan khas, yang umumnya mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sejarah kepercayaan masing-masing pemeluk agama.

Tak terkecuali dalam ajaran Buddha, yang dalam waktu dekat akan merayakan Hari Raya Waisak. Pada momen suci ini, hidangan yang disajikan biasanya berupa makanan vegetarian, yang mencerminkan nilai kesederhanaan, kemurahan hati, serta penghormatan terhadap kehidupan.

Perayaan Waisak bukan hanya diisi dengan meditasi dan ritual puja bhakti, namun juga melibatkan penyajian makanan yang memiliki peran penting dalam memperkuat makna perayaan tersebut.

Perlu dipahami bahwa setiap agama memiliki keunikan dalam tradisi makanannya, dan tidak semua hidangan bersifat wajib. Jenis makanan yang dihidangkan pun bisa berbeda-beda, tergantung pada nilai spiritual, budaya, dan tradisi yang dianut.

Dalam konteks perayaan Waisak, ada beberapa jenis makanan tradisional yang kerap disajikan dan sarat akan makna. Apa saja makanan tersebut? Berikut ini lima hidangan khas yang biasa hadir dalam perayaan Hari Raya Waisak.

Baca juga: Makna dan simbolisme pelepasan lampion Waisak di Candi Borobudur

5 hidangan tradisional Hari Raya Waisak

1. Kue burgo

Salah satu hidangan yang kerap dihidangkan saat Waisak adalah kue burgo, makanan yang sekilas menyerupai otak-otak gulung. Cita rasa gurih-nya berasal dari perpaduan santan, kaldu ikan atau udang, serta tambahan bawang goreng di atasnya.

Hidangan ini menjadi favorit umat Buddha saat memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Teksturnya yang lembut dan rasa yang kaya membuat kue burgo menjadi sajian istimewa yang hampir selalu hadir setiap tahun.

2. Tempoyak

Hidangan khas Palembang ini juga menjadi menu yang biasa hadir dalam perayaan Waisak. Dibuat dari ikan atau ayam yang dimasak dengan cara dipepes, tempoyak memiliki keunikan tersendiri.

Makanan ini yang membuatnya berbeda adalah sambal khas dari fermentasi durian, yang memberikan rasa asam segar dan aroma yang khas. Biasanya tempoyak disantap bersama keluarga dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan saat Waisak.

Baca juga: 3 peristiwa suci di balik makna peringatan Hari Raya Waisak

3. Nasi gemuk

Dikenal sebagai sajian tradisional dari Jambi, nasi gemuk menjadi salah satu hidangan utama saat Waisak. Aroma-nya yang harum karena dimasak dengan santan mirip seperti nasi uduk, menjadikannya istimewa.

Hidangan ini biasanya disajikan dengan pelengkap seperti telur rebus, ayam suwir, kacang goreng, dan sambal, menciptakan kombinasi rasa gurih dan lezat yang begitu menggoda selera.

4. Lotek

Lotek merupakan makanan berbahan dasar sayur yang sudah direbus, disajikan dengan bumbu kacang yang gurih. Meski mirip dengan karedok, perbedaan-nya terletak pada sayurannya yang matang.

Karena berbasis sayuran tanpa daging, lotek sangat cocok dengan prinsip vegetarian dalam ajaran Buddha. Oleh karena itu, menu ini sering dijumpai saat Waisak, terutama di kalangan masyarakat Jawa.

5. Nasi lesah

Makanan khas dari Magelang ini selalu menjadi bagian dari perayaan Waisak, terutama karena nilai budaya dan sejarahnya yang kuat. Sekilas tampak seperti soto dengan kuah santan berwarna kuning, namun nasi lesah memiliki rasa gurih yang segar dan sangat disukai umat Buddha. Setiap tahun, sajian ini hampir selalu ada sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi lokal yang menyatu dengan makna spiritual Waisak.

Baca juga: Waisak 2025 dipusatkan di Borobudur, ini tema dan rangkaian acaranya

Baca juga: Sejarah Hari Raya Waisak dan tujuan perayaannya

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |