16 spesies burung migran terpantau tiba di NTB

2 hours ago 2

Mataram (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ekologi Hewan Universitas Mataram I Wayan Suana mengungkapkan 16 spesies burung migran saat ini berada di kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

"Di Bagek Kembar sudah datang 16 spesies burung migran. Itu baru awal migrasi yang kemungkinan terus bertambah sampai puncaknya pada Desember atau Januari," kata Suana saat dihubungi di Mataram, Rabu.

Gerak semu tahunan matahari yang saat ini sudah memasuki wilayah Bumi bagian selatan membuat burung-burung di wilayah Bumi bagian utara melakukan migrasi untuk menghindari musim dingin.

Menurutnya, musim dingin menyebabkan daratan dan perairan membeku yang membuat burung harus berpindah ke daerah hangat agar bisa leluasa mencari makanan dan bertahan hidup.

"Musim dingin menyebabkan danau membeku. Inilah yang memicu burung pemakan ikan atau burung pemangsa bermigrasi ke wilayah selatan yang lebih hangat," kata Suana.

Lebih lanjut dia menyampaikan Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah penting dalam migrasi burung karena masuk ke dalam jalur East Asian – Australasian Flyway (EAAF). Jalur tersebut adalah salah satu jalur migrasi burung terbesar di dunia.

Baca juga: Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia

Setiap tahun ada jutaan burung bermigrasi dari kawasan Siberia dan Asia Timur menuju Australia dan Selandia Baru atau sebaliknya untuk menghindari musim dingin.

Jutaan burung melakukan migrasi melalui dua jalur utama, yakni daratan sebelah timur dan Pantai Pasifik. Selama bermigrasi, burung-burung tersebut dapat menempuh jarak hingga 15.000 kilometer atau sekitar 50 sampai 70 hari.

Nusa Tenggara Barat yang berada di antara wilayah belahan bumi utara dan selatan menjadi titik persinggahan penting bagi migrasi burung untuk mencari makan dan beristirahat.

Faktor keanekaragaman ekosistem turut mempengaruhi alasan mengapa migrasi burung sering mampir ke Nusa Tenggara Barat. Kondisi lingkungan berupa pesisir, mangrove, padang savana, hingga hutan hujan tropis tersedia lengkap di Nusa Tenggara Barat.

Suana memaparkan dari 16 spesies burung migran yang terpantau saat ini ada di kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar, di antaranya burung Trinil jenis bedaran, pantai, hijau, ekor kelabu, kaki hijau, kaki merah, dan semak.

Selain itu, terdapat juga jenis burung Cerek Kernyut dan Cerek Pasir Besar. Salah satu habitat keduanya memang berada di dataran lumpur pantai.

Sama halnya dengan burung jenis Gajahan Pengala yang habitatnya adalah lumpur, pantai, dan rawa-rawa. Tentu, saat musim dingin bagian belahan bumi utara tidak cocok untuk habitat jenis burung tersebut

Kedidi Paruh Lebar, Cekakak Suci, dan Cikalang Kecil juga sudah terpantau tiba di Nusa Tenggara Barat pada kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar. Adapula burung jenis Dara Laut Kecil, Dara Laut Tengkuk Hitam, dan Dara Laut Jambul yang mengandalkan daerah pantai untuk mencari makan.

"Daerah Bagek Kembar menjadi lokasi pengamatan migrasi burung yang baik karena terdapat teluk yang luas. Ketika surut, lokasi itu menjadi tempat strategis burung migran mencari makan," papar Suana yang mengajar pada Fakultas MIPA Universitas Mataram tersebut.

Selain Bagek Kembar, salah satu destinasi favorit bagi burung-burung migrasi terletak di daerah Mentigi, Lombok Utara atau daerah perbukitan di Nusa Tenggara Barat. Kawasan itu banyak dijumpai kawanan burung jenis raptor.

Baca juga: Burung air belahan bumi utara bermigrasi di Cagar Alam Panua

Pewarta: Sugiharto Purnama/Ida Ayu Made Widya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |