13 kampus disorot, Kemdiktisaintek imbau publikasi harus berdampak

2 months ago 17

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Togar M. Simatupang mengimbau kepada seluruh perguruan tinggi untuk tidak hanya mengejar jumlah, namun harus meningkatkan kualitas publikasi, sehingga menjadi bermutu dan berdampak.

Hal tersebut diungkapkannya dalam merespons adanya 13 perguruan tinggi ternama di Indonesia yang menjadi sorotan dalam Research Integrity Risk Index (RI2) terkait kualitas publikasi yang dihasilkan.

Baca juga: Kemendikbud sebut publikasi jurnal Indonesia banyak yang abal-abal

"Publikasi hendaknya jangan lagi mengejar jumlah, tetapi mutu dan dampak, misalnya menyasar jurnal bereputasi dan sitasi, bahkan produk yang digunakan oleh industri maupun masyarakat luas," katanya saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Togar mengatakan hal ini memerlukan upaya yang serius untuk menumbuhkan kesadaran integritas akademik agar perguruan tinggi Indonesia dalam riset tersebut bergerak menuju risiko minim, zona hijau atau putih.

Menanggapi adanya penelitian tersebut, ia mengaku menyambut riset tersebut dengan baik, sebagai pelajaran dan kaca perbandingan pendidikan tinggi di Indonesia.

"Hasil penelitian yang pantas disambut dengan baik sebagai reflektif perlunya perguruan tinggi di Indonesia tetap berkomitmen meningkatkan mutu dan integritas akademik," ujarnya.

Secara makro, Togar menilai penelitian tersebut menunjukkan bahwa dosen-dosen di Indonesia yang mewakili perguruan tingginya berada pada taraf balig.

Research Integrity Risk Index (RI2) merupakan hasil riset yang mengukur proporsi jurnal yang telah ditarik dari publikasi ilmiah secara global. Indeks ini menjadi metrik gabungan pertama di dunia yang berbasis data empiris dan dirancang untuk memetakan tingkat risiko institusi terhadap integritas riset mereka.

Baca juga: Publikasi ilmiah internasional Indonesia mampu terbaik di ASEAN

Baca juga: Kemendikbudristek: Kualitas jurnal pengaruhi reputasi perguruan tinggi

RI2 dikembangkan oleh Prof Lokman Meho dari American University of Beirut. Ia merancang indeks ini sebagai respons atas kekhawatiran yang semakin besar terhadap sistem pemeringkatan universitas dunia, yang dinilai terlalu mendorong publikasi dalam jumlah besar dan banyak kutipan, tanpa mempertimbangkan kualitas serta integritas ilmiahnya.

Penilaian dalam RI2 dilakukan dengan mengacu pada dua indikator utama yang bersifat independen dan dapat diverifikasi.

Dalam laporan tersebut, terdapat setidaknya 13 perguruan tinggi terkemuka Indonesia (negeri dan swasta) yang menjadi sorotan.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |