Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menyatakan banjir yang terjadi di empat kecamatan menyebabkan sekitar 121 hektare (Ha) lahan persawahan mengalami kerusakan sehingga kerugian ditaksir mencapai Rp363 juta.
"Kerusakan dan kerugian lahan pertanian terus kita data. Untuk sementara masih di angka 121 hektare lahan sawah yang terdampak," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Pasaman Barat Afdal di Simpang Empat, Selasa.
Dia mengatakan adapun kerusakan lahan pertanian di kelompok tani Salak Laweh Barat Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan yakni sawah seluas 45 hektare dengan kerugian Rp135.000.000.
Di Kecamatan Kecamatan Talamau seluas 30 hektare dengan rincian di Kelompok Tani Saiyo Sinuruik seluas 15 hektare dan pada Kelompok Tani Alai Sinuruik seluas 15 hektare. Total kerugian mencapai Rp90.000.000.
Lalu di Kecamatan Kinali berada di Kelompok Tani Sialang Jaya 1 seluas 10 hektare, Kelompok Tani Sialang Jaya 5 seluas 5 hektare dan pada Kelompok Tani Sialang Jaya 6 seluas 16 hektare.
"Total luas di Kinali ini mencapai Rp300 hektare dengan kerugian Rp90 juta," katanya.
Untuk di Kecamatan Lembah Melintang kerusakan lahan pertanian berada pada Kelompok Tani Ombak Badabuah Nagari Ranah Koto Tinggi seluas 15 hektare dan pada Kelompok Tani Banja Tongah Sejahtera Tanah Koto Tinggi seluas 1 hektare dengan total kerugian Rp48 juta.
Menurutnya belum terdapat laporan kerusakan lahan jagung, sementara sawah dan tanaman padi tercatat sebagai komoditas yang paling terdampak oleh banjir yang terjadi berturut-turut dalam beberapa hari terakhir.
"Banjir dipicu oleh intensitas hujan tinggi dan cuaca ekstrem yang masih berpotensi berlangsung di wilayah Pasaman Barat," katanya.
Dia menyebutkan proses pendataan dan assessment lanjutan masih berlangsung untuk memastikan kondisi seluruh lahan pertanian, termasuk kemungkinan munculnya kerusakan tambahan apabila cuaca ekstrem terus berlanjut.
Untuk mengantisipasi kerusakan lebih jauh, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, luapan sungai, dan genangan yang dapat kembali merusak lahan pertanian.
Mengamankan alat dan sarana produksi dari area rawan banjir untuk mengurangi kerugian tambahan, menghindari aktivitas berisiko di tepian sungai maupun area persawahan saat debit air meningkat.
Selain itu juga diharapkan segera melaporkan dampak kerusakan tambahan kepada pemerintah nagari (desa) atau dinas terkait agar pendataan dapat dilakukan secara akurat.
"Mari tetap waspada dan bekerja sama dalam memitigasi dampak cuaca ekstrem demi keselamatan dan keberlanjutan produksi pertanian di daerah," harapnya.
Baca juga: Banjir rendam 183 hektare lahan pertanian di Padang Pariaman
Baca juga: Sebanyak 2.591 jiwa terdampak banjir di Aceh Singkil
Baca juga: Dinas Pendidikan Pasaman Barat catat 23 sekolah terdampak banjir
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































