Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 110 orang mengikuti operasi katarak gratis yang diadakan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu, sebagai rangkaian Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025.
“Sebagian pasien menjalani operasi pada hari ini, dan sisanya akan dikoordinasikan bersama Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami), yang akan melaksanakan kegiatan serupa dalam beberapa minggu mendatang,” ujar Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia di Jakarta, Rabu.
Selain operasi katarak gratis, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menyediakan 3.400 kacamata gratis untuk 1.700 murid sekolah dan 1.700 masyarakat usia di atas 40 tahun yang mayoritas membutuhkan kacamata baca.
Dwi mengatakan, pemeriksaan kesehatan gratis digelar serentak di seluruh wilayah kota/kabupaten di Jakarta dengan persiapan operasi telah dilakukan sejak beberapa minggu sebelumnya, mulai dari pendaftaran hingga skrining administrasi dan kesehatan.
Baca juga: Dinas Kesehatan DKI masih buka pendaftaran operasi katarak gratis
Seluruh peserta merupakan warga yang tinggal di Jakarta, baik ber-KTP DKI maupun berdomisili di Jakarta. “Kami menargetkan setiap wilayah dapat melayani minimal 1.000 peserta, termasuk anggota TP PKK dan berbagai komunitas,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta sekaligus Tim Pembina Posyandu DKI Jakarta, Endang Nugrahani Pramono Anung, menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan mata, khususnya bagi para lansia yang masih menghadapi keterbatasan akses layanan operasi katarak.
“Salah satu aspek penting yang kerap terabaikan, namun berdampak besar terhadap kualitas hidup adalah kesehatan mata,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Suswati Tito Karnavian menekankan bahwa operasi katarak memerlukan rangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi pasien benar-benar siap.
Baca juga: Sambut Hari Ibu, RSUD Kebayoran Lama layani operasi katarak gratis
Menurut dia, layanan ini sangat penting karena berdampak langsung terhadap kualitas hidup, terutama bagi para lansia.
“Jika melalui BPJS, waktu tunggu bisa sangat panjang. Sementara jika berbayar, biayanya tinggi. Melalui bakti sosial ini, kita membantu masyarakat mendapatkan kembali penglihatan tanpa beban biaya,” ujar Tri.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
