Wisatawan Korsel dan Jepang pilih berlibur akhir pekan ke Shanghai

1 month ago 9

Shanghai (ANTARA) - Di jaringan restoran hotpot Haidilao yang ramai di Kota Shanghai, China, beberapa kelompok wisatawan dari Korea Selatan (Korsel) belum lama ini terlihat berdiskusi dengan penuh semangat perihal rencana akhir pekan mereka sambil memasak irisan daging sapi di dalam panci.

"Saya melihat banyak hal tentang Shanghai di media sosial dari para selebritas dan pemengaruh (influencer) belakangan ini. Sangat menarik melihat para pelanggan dan karyawan menari bersama di restoran hotpot Haidilao. Penerbangan ke Shanghai hanya memakan waktu dua jam bagi saya, jadi kenapa tidak?" ujar Choi Ji-yoon dari Korsel.

Lebih dari 100 penerbangan ke Shanghai berangkat dari Seoul dan Tokyo setiap akhir pekan, membawa banyak pelancong yang mencari liburan bebas visa di kota metropolitan China tersebut untuk menjajal makanan, atraksi, dan budaya di kota itu.

Setelah China memperpanjang kebijakan bebas visanya pada November 2024, para pemegang paspor reguler dari 38 negara, termasuk Korsel dan Jepang, dapat memasuki China untuk tujuan bisnis, pariwisata, kunjungan keluarga, pertukaran, atau transit dengan batas waktu maksimal 30 hari tanpa perlu mengajukan visa.

Dari November hingga sekitar akhir Desember tahun lalu, sebanyak 363.000 wisatawan dari Korsel dan Jepang tiba atau berangkat dari dua bandar udara (bandara) internasional di Shanghai, menurut Stasiun Umum Pemeriksaan Imigrasi Shanghai. Angka tersebut menandai kenaikan 20 persen lebih dari jumlah keseluruhan pada September dan Oktober.

Memanfaatkan tren "China Travel", yang memiliki daya tarik sangat masif sejak tahun lalu, banyak objek wisata di Shanghai menjadi viral di platform media sosial global.

Banyak pelancong seperti Choi begitu bersemangat mencentang semua hal dalam daftar keinginan mereka, seperti berjalan di sepanjang Nanjing Road di pusat kota Shanghai untuk merasakan perpaduan tradisi dan modernitas, mengeksplorasi artefak China yang representatif seperti perunggu, tembikar, dan batu giok di Museum Shanghai, menyeruput teh atau kopi di area hiburan ikonis Xintiandi, atau berjalan-jalan di sekitar The Bund untuk memotret cakrawala Shanghai yang terkenal saat malam hari.

Wisatawan asal Korea Selatan mengunjungi Yuyuan Garden Mall di Shanghai, China timur, pada 4 Desember 2024. (ANTARA/Xinhua/Chen Haoming)

Hanya lima jam setelah tiba di Shanghai, wisatawan Korsel Lee Won-jun menghubungkan kartu kreditnya ke aplikasi Alipay dan mulai menjelajahi kota tersebut menggunakan Didi Chuxing, yakni layanan pemesanan kendaraan yang populer di China.

"Aplikasi-aplikasi China ini sangat mudah digunakan dan saya juga telah memahami fungsinya. Saya tidak sabar untuk mengeksplorasi pesona kota ini," ungkap Lee.

Sebagai pusat dan pintu gerbang keterbukaan, sektor jasa Shanghai juga sudah menyediakan layanan yang disesuaikan dengan wisatawan mancanegara. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang dari Korsel, banyak restoran Haidilao di Shanghai telah mengatur agar para pelayannya mempelajari frasa-frasa dasar dalam bahasa Korea.

"Saat akhir pekan, kami menerima sekitar 1.400 pelanggan, hampir sepertiga dari mereka berasal dari Korsel," sebut Hu Xiaozheng, manajer sebuah restoran Haidilao di daerah pusat kota Shanghai.

"Kami menyediakan gunting bagi para tamu kami dari Korsel, yang biasa mereka gunakan untuk memotong makanan, serta es batu dan sendok, untuk meningkatkan pengalaman bersantap mereka," kata Hu.

Selain itu, kebijakan perjalanan bebas visa juga menguntungkan bagi mereka yang tinggal untuk jangka panjang di China. Seorang mahasiswa Jepang bernama Haruna Inoue mengatakan bahwa ibunya menghabiskan akhir pekan bersamanya di Shanghai baru-baru ini dan dia berencana mengundang lebih banyak temannya dari Jepang untuk berkunjung ke China.

"Ibu saya mengatakan bahwa Shanghai sangat nyaman dan penuh perhatian terhadap warga negara asing, dan dia ingin sekali berkunjung ke sana lagi," kata Inoue.

Seorang profesor di Fakultas Administrasi Bisnis di Capital University of Economics and Business Cai Hong memaparkan bahwa kebijakan perjalanan bebas visa China memiliki korelasi yang kuat dengan lonjakan turis dari Korsel dan Jepang karena ketiga negara itu bertetangga secara geografis dan memiliki kemiripan budaya.

Dengan lebih banyak penerbangan dan penyempurnaan infrastruktur serta berbagai layanan, pariwisata akhir pekan China-Jepang-Korsel pun menjadi sebuah tren baru, tutur Cai.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |