Jakarta (ANTARA) - Meskipun sudah puluhan tahun berlalu, aktor Willem Dafoe mengaku masih syok dengan reaksi negatif terhadap film "The Last Temptation of Christ" (1988) oleh Martin Scorsese yang menghadapi boikot dan protes hebat.
Dafoe, dikutip dari Relevant Magazine, Kamis (21/8), yang berperan sebagai Yesus dalam film itu, menilai kemarahan publik lebih didorong oleh kelompok sayap kanan, mengingat banyak kritikus bahkan belum menonton filmnya.
"Kritik ini didorong oleh kelompok sayap kanan yang membutuhkan sesuatu untuk mendukung perjuangan mereka," kata Dafoe saat berbicara di Festival Film Sarajevo.
Baca juga: Willem Dafoe tak menampik jika kembali di film "Spider-man"
Dibanding dengan film porno dan superkekerasan yang banyak beredar pada era itu, Dafoe melihat "The Last Temptation of Christ" adalah upaya yang tulus untuk menunjukkan sifat keimanan.
Willem Dafoe mengingat kritik itu terekskalasi menjadi antiSemit yang memberikan stigma terhadap orang Yahudi di Hollywood.
Meskipun kontroversial, "The Last Temptation of Christ" menjadi salah satu film favoritnya.
"Kami memiliki dana yang sangat sedikit, kami mengambil gambar dengan sangat cepat, tanpa uang, tetapi itulah cara untuk syuting karena kami tidak terganggu oleh penampilan. Ada keindahan, keanggunan, dan kesederhanaan di dalamnya," ujar Dafoe lagi.
Baca juga: "Killers of the Flower Moon", perjalanan ke masa lalu yang kelam
Baca juga: Chris Pratt bagikan foto anaknya yang beranjak remaja
Baca juga: Sutradara Timo Tjahjanto ungkap pengalaman garap film Hollywood
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.