Wamentan minta pengusaha vaksin mandiri sapinya cegah terjangkit PMK

3 weeks ago 13

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta para pengusaha ternak melakukan pemberian vaksin secara mandiri pada sapi-sapinya agar dapat mencegah ternak tersebut terjangkit dari penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belakangan kasusnya mengalami kenaikan.

Menurut dia, pemberian vaksin secara mandiri oleh pengusaha agar sapi terhindar dari PMK dan lebih memakan biaya yang ramah di kantong dibandingkan jika sapi tidak terlindungi dan akhirnya terjangkiti PMK.

"Kepada siapapun baik pengusaha maupun peternak tidak perlu menunggu (ternaknya) divaksin negara. Vaksin itu harganya Rp17.000-Rp25.000. Daripada sapi yang nilainya Rp30 juta lebih itu terkena PMK, lebih baik pengadaan vaksin mandiri," kata Sudaryono di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Baca juga: Wamentan tekankan kecepatan pelaporan bila ada indikasi kasus PMK

Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan vaksin untuk mencegah sapi terpapar PMK juga saat ini tidak mengalami kesulitan akses di pasar sehingga vaksin mandiri bisa menjadi alternatif untuk menjaga kesehatan ternak dari para pemilik usaha peternakan sapi.

Wamentan mengatakan pemerintah juga sudah menyiapkan jutaan dosis vaksinasi untuk sapi yang akan diberikan secara gratis agar lebih optimal menghadapi kenaikan kasus PMK.

"Kita siaga ya, Kementan siaga. Vaksinasi sudah kita jalankan. Insya Allah sampai dengan April, Mei, sampai tengah tahun kita sudah bisa paling tidak dua juta dosis kita bisa berikan untuk vaksin," katanya.

Baca juga: Wamentan minta peternak sapi di Jawa Timur siaga 1 hadapi PMK

Peningkatan kasus PMK dalam beberapa waktu terakhir dilaporkan terjadi di beberapa titik di Indonesia, seperti di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang pada Jumat (17/1) memutuskan untuk memperpanjang penutupan sementara seluruh pasar hewan setempat atas terjadinya peningkatan kasus PMK dengan total kasus hingga Kamis (16/1) mencapai 225 kasus.

Kemudian di titik lain seperti di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, pada Kamis (16/1) menetapkan status darurat penyebaran PMK di 10 kecamatan. Hingga keputusan itu dibuat, dinas terkait mencatat total ternak yang terpapar virus PMK telah mencapai 1.149 ekor.

Baca juga: Kementan siapkan empat juta vaksin untuk tangani wabah PMK

Jawa Barat juga terpantau mengalami peningkatan kasus PMK, pada Senin (13/1), Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan peningkatan kasus PMK terjadi di 14 kabupaten dan kota. Dengan jumlah ternak yang mati mencapai 53 ekor dan menyebabkan satu pasar di Kota Tasikmalaya harus ditutup untuk mencegah penyebaran semakin masif.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |