Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mendorong implementasi Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) demi kesejahteraan rakyat Indonesia yang ditunjang melalui program-program strategis pemerintah.
"Sebagaimana kita ketahui sebelum ini hampir tiap kementerian, lembaga, badan, bahkan pemprov, pemda itu memiliki data sendiri-sendiri. Jadi program sebagus apapun dari pemerintah, kalau datanya tidak akurat, itu dia tidak akan tepat sasaran," kata Wamensos Agus Jabo Priyono dalam diskusi di Jakarta, Sabtu.
Wamensos Agus menegaskan DTSEN merupakan upaya Presiden Prabowo Subianto dalam upaya memastikan bantuan dan jaminan sosial diberikan secara tepat sasaran. Hal tersebut, jelasnya, dibuktikan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025.
"Selama Indonesia merdeka, belum pernah kita memiliki data tunggal. Baru sekarang ini di bawah pemerintahan Pak Prabowo dan Pak Gibran, kita memiliki Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional," ujarnya.
Baca juga: Mensos ajak kepala daerah kawal DTSEN dan Sekolah Rakyat
Menurut Wamensos, adanya DTSEN menjadikan semua kementerian/lembaga, hingga pemerintah daerah harus menyusun program berdasarkan data tersebut.
"Dari DTSEN itu, kita tidak hanya mengetahui berapa jumlah penduduk kita sekarang ini, tetapi kemudian kita mengetahui berapa jumlah orang miskin, berapa jumlah orang miskin ekstrem, di mana alamatnya, profilnya seperti apa," jelasnya.
Di samping itu Wamensos menyebutkan DTSEN sangat berguna dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem dari Indonesia.
Sebab, kata dia, bukan hanya Kementerian Sosial (Kemensos) saja yang memberikan bantuan sosial, namun juga berbagai kementerian/lembaga lain sesuai porsinya masing-masing.
Baca juga: Kemensos dan BPS bersinergi mutakhirkan DTSEN untuk bansos triwulan II
Oleh karena itu berawal dari DTSEN, Wamensos berharap agar seluruh pemangku kepentingan terkait bekerja sama dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita harus berkolaborasi, harus bersinergi sesuai dengan perintah Presiden dengan kementerian yang lain, termasuk dengan PCO, ataupun kementerian-kementerian pemberdayaan yang lain. Itu tugas yang sangat berat, yang tidak bisa diemban oleh satu kementerian saja, tapi harus berkolaborasi," tutur Wamensos Agus Jabo Priyono.
Baca juga: Wamensos ajak kampus jadi mitra kritis ubah bansos jadi pemberdayaan
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025