Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengemukakan pentingnya Indonesia terlibat dalam penentuan arah peraturan global yang berkenaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Dalam IIFA Discussion Series #4 dengan tema "Indonesia in the Era of Artificial Intelligence" di Universitas Islam Internasional Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (16/9), Nezar mengatakan bahwa Indonesia harus berpartisipasi aktif dalam percaturan global mengenai AI supaya nantinya tidak hanya menjadi pengguna produk kecerdasan buatan.
"Hari ini kita menyaksikan arm race antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kalau kita terlambat masuk, maka negara-negara Global South, termasuk Indonesia, hanya akan jadi konsumen. Itu yang terjadi pada regulasi nuklir dan ruang angkasa, aturan hanya ditentukan negara maju," kata Nezar dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.
"Kita tidak ingin hanya jadi pengguna, tapi jadi pemain. Dengan sumber daya kritis seperti nikel, dengan pasar besar, dan dengan roadmap (peta jalan) nasional, Indonesia punya modal. Yang penting sekarang adalah berani menentukan arah, tidak hanya menjadi pengikut," ia menandaskan.
Baca juga: Kemenkomdigi selesaikan konsultasi publik Peta Jalan AI Nasional
Baca juga: Peta jalan dan peraturan AI ditargetkan rampung September 2025
Nezar menyampaikan bahwa Indonesia sudah menggandeng Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk menyiapkan dokumen asesmen kesiapan mengadopsi AI.
"Indonesia adalah negara pertama di ASEAN yang merampungkan dokumen readiness assessment (penilaian kesiapan) untuk adopsi AI yang dipromosikan UNESCO," katanya.
"Dokumen ini menyatakan kita punya potensi besar, tapi adopsi teknologinya harus dipacu," ia menambahkan.
Nezar mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan peta jalan pemanfaatan AI nasional, yang akan dituangkan dalam Peraturan Presiden.
"Harapannya bisa terbit awal tahun depan. Dengan roadmap (peta jalan) ini, kita bisa mengarahkan pengembangan emerging technologies (teknologi-teknologi yang sedang berkembang) agar sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045," katanya.
Baca juga: Kemkomdigi ajukan izin prakarsa Rancangan Perpres terkait AI
Baca juga: Kemkomdigi siapkan aturan pemanfaatan AI dalam tiga bulan
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.