Wamendes: Keterbatasan di daerah tertinggal melahirkan kreativitas

3 weeks ago 12
Banyak orang belajar tinggi, meraih gelar, bahkan berkarier di kota besar. Tapi hanya sedikit yang terpanggil hatinya untuk kembali ke desa

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria menyampaikan bahwa keterbatasan yang ada di daerah tertinggal bukan merupakan hambatan, melainkan peluang untuk menempa masyarakat menjadi kuat dan kreatif.

"Jangan takut menghadapi keterbatasan di daerah tertinggal. Justru keterbatasan itulah yang menempa kita menjadi kuat, kreatif, dan penuh solusi,” ujar pria yang akrab disapa Ariza itu di Kantor Kementerian Desa PDT, Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan, sejatinya desa memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Dengan demikian, hal itu pun dapat menjadi peluang besar bagi generasi muda.

“Di desa itu lebih mudah mencari rezeki daripada di kota, karena potensi dan peluang sangat besar,” kata dia.

Baca juga: DPR ingatkan pentingnya perlindungan dokter di daerah tertinggal

Sebelumnya, dalam kegiatan Seremonial dan Pembekalan Program Pengabdian Alumni LPDP Non-ASN (PANA-LPDP) Hari Kedua di Kantor Kemendes, Wamendes Ariza telah mengajak para sarjana terbaik untuk kembali ke desanya dan mengabdikan ilmu yang dimiliki untuk membangun desa demi kemajuan masyarakat.

“Banyak orang belajar tinggi, meraih gelar, bahkan berkarier di kota besar. Tapi hanya sedikit yang terpanggil hatinya untuk kembali ke desa, merasakan denyut kehidupan masyarakat, dan memberikan pengabdian terbaik,” kata dia.

Menurutnya, desa merupakan masa depan Indonesia karena di sana tersimpan beragam potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan bangsa. Di antaranya adalah potensi terkait kearifan lokal, ketahanan pangan, energi, budaya, serta nilai gotong royong. Oleh karena itu, ujar dia melanjutkan, peran sarjana bernilai sangat penting untuk membawa perubahan.

Baca juga: Presiden terbitkan Perpres Tunjangan Khusus Dokter Spesialis di DTPK

“Ilmu yang kalian miliki bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi harus dibuktikan dengan karya nyata di desa. Jadilah cahaya perubahan bagi masyarakat,” ucap dia.

Diketahui, program Pengabdian Alumni Non-ASN LPDP berfokus pada peningkatan kapasitas desa wisata dan pariwisata berkelanjutan serta mendorong percepatan pembangunan desa dan daerah tertinggal melalui penguatan sosial budaya dan kelembagaan di desa.

Kegiatan pengabdian itu diikuti oleh 24 alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) non-ASN yang terdiri atas 21 orang lulusan pendidikan di dalam negeri dan 3 orang merupakan lulusan pendidikan luar negeri. Mereka akan mendampingi masyarakat di sejumlah desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Desa itu meliputi Desa Karuni, Desa Watu Kawula, Desa Maliti Bondoate, dan Desa Pero Konda. Program pengabdian itu digelar selama enam bulan, yakni sejak September 2025 hingga Februari 2026.

Baca juga: Kemarin, pendakian Rinjani ditutup mulai 1 Agustus dan risiko merokok

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |