Wamendagri dorong keselarasan ekonomi dan pelestarian budaya

1 month ago 15
“Kalau kita samakan frekuensinya, maka urusan budaya dan pusaka ini jadi modal luar biasa untuk menuju Indonesia Emas 2045. (Kota pusaka bisa meningkatkan) pendapatan per kapita, menurunkan kemiskinan, dan lain-lain,”

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya dalam mendukung program Asta Cita, khususnya pada misi yang menitikberatkan kesejahteraan masyarakat dalam harmoni dengan lingkungan, alam, dan budaya.

Hal tersebut disampaikan Bima dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2025 yang digelar di Yogyakarta.

Ia menyampaikan terdapat tiga landasan utama dalam penguatan kota pusaka. Pertama, kota pusaka tidak hanya menyangkut aspek keindahan, tetapi juga memiliki potensi sebagai dasar penguatan ekonomi. Kedua, pelestariannya harus bersifat berkelanjutan dan lintas kepemimpinan. Ketiga, kota pusaka memiliki peran penting dalam memperkuat identitas budaya dan karakter kota.

“Kalau kita samakan frekuensinya, maka urusan budaya dan pusaka ini jadi modal luar biasa untuk menuju Indonesia Emas 2045. (Kota pusaka bisa meningkatkan) pendapatan per kapita, menurunkan kemiskinan, dan lain-lain,” kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Bima juga menyoroti sejumlah pemerintah daerah (Pemda) yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan namun mengabaikan aspek pelestarian budaya. Menurutnya, budaya dan ekonomi seharusnya berjalan beriringan sebagai satu kesatuan identitas daerah.

Baca juga: Wamendagri: Bendera One Piece ekspresi, Merah Putih di atas segalanya

Baca juga: Wamendagri minta Pemda perkuat komitmen pendanaan lingkungan hidup

“Karena ngejar angka-angka cepat, tetapi pelestarian budayanya dikorbankan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi budaya dan pariwisata untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah. Ia mencontohkan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang memiliki kekayaan laut dan potensi wisata unik yang dapat dioptimalkan.

Bim amengakui bahwa menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan pelestarian budaya dan warisan sejarah bukanlah perkara mudah. Diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara berbagai aspek pembangunan.

“Di sinilah sebetulnya kita saling menguatkan. Bukan untuk menihilkan yang lain, bukan. Tapi untuk menyandingkan ini, menyandingkan antara economic growth dan warisan budaya tadi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bima mendorong kepala daerah agar meningkatkan imajinasi dan kolaborasi dalam mengelola potensi wisata dan budaya. Ia menyarankan agar kolaborasi dilakukan dengan komunitas budayawan, sejarawan, hingga arsitek melalui forum JKPI.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |